Sierra merenggangkan tubuhnya di dapur. Ia menguap dan memutar mutar lehernya yang terasa sedikit pegal. Nenek Retno menuangkan susu bubuk khusus orang yang sudah tua, ke dalam gelas.
"Kamu mau sarapan sama apa? Roti, bubur, atau salad buah?" tanya Nenek Retno.
"Enggak usah Nek, biar aku aja yang buat sendiri." Sierra mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai cokelat.
"Oh ya, nanti ikut nenek ya. Kita kenalan sama tetangga baru, ganteng loh orangnya," ucap nenek Retno.
Sierra mendengus, ia menyunggingkan senyuman di wajahnya. "Ganteng, nenek tau dari mana? Memangnya nenek udah ketemu sama tetanga baru kita." Sierra memakan roti sambil duduk dikursi.
"Ketemu sih belum, tapi tadi nenek ngintip, dia lagi olahraga di deket danau," kata Nenek Retno.
Sierra menghentikan makannya. Ia sedikit risih dengan kata ngintip, hal itu mengingatkannya akan kejadian semalam. Ia merasa mulai hari ini hidupnya akan terus di hantui oleh kata ngintip.
"Itu dia orangnya!" sahut Nenek Retno, wanita itu sedikit menengok ke arah halaman belakang dari pintu dapur yang terbuka lebar.
Sierra berdiri dan langsung berjalan ke arah pintu belakang. Ia keluar menuju halaman belakang yang luas, ketika ia keluar, disaat yang bersamaan Ammar Ramlie masuk ke dalam rumahnya. Sierra terlambat, ia hanya bisa melihat sekilas bagian belakang tubuh pria itu. Seharusnya dari tadi ia keluar lebih cepat agar ia bisa melihat orang itu. Tapi, bagaimana kalau orang itu mengenali dirinya. Ia pasti akan sangat malu kalau tetangga barunya mengungkit soal kejadian semalam.
Sierra berjalan ke arah danau yang ada di belakang rumahnya. Danau itu di kelilingi oleh pepohonan. Ia berjalan di atas rumput dan membiarkan sinar matahari pagi menghangatkan tubuhnya. Gadis itu berdiri di pinggir danau yang tenang. Ada sebuah dermaga kecil yang terbuat dari susunan kayu di ujung kanan danau. Ia menarik napas, menahanya beberapa detik lalu menghembuskannya kembali.
Menghirup udara pagi hari di pinggir danau dengan sinar matahari yang menyentuh kulitnya, adalah salah satu kegiatan yang paling ia suka. Jika ia tidak ingat akan janjinya ia pasti ingin berlama lama di sana. Ia harus bertemu dengan kedua sahabatnya siang ini. Sierra kembali masuk kedalam rumahnya. Dan ketika ia masuk, disaat yang bersamaan, Ammar Ramlie kembali keluar dari pintu belakang. Secara sekilas ia sempat melihat Sierra masuk ke rumahnya. Tapi ia tidak begitu memperhatikan karena, Ammar sedang mengarahkan ponsel di kuping kanannya.