Ammar berada di Jakarta, ia sedang duduk di ruang pimpinan dari Jak Entertainment, yang merupakan salah satu agency selebriti papan atas di Indonesia. Ia baru saja menandatangani kontrak dengan agency itu. Agency itu di miliki seorang yang memiliki darah India bernama Sanjay Khan, atau ia kerap di panggil Mr.Khan.
"Jadi gimana sama poin-poin di dalam kontraknya kamu setuju kan?" tanya Mr.Khan yang memiliki alis tebal, kulit putih dan terdapat berewok di dagu dan pipinya.
"Aku tanda tangan kontrakanya, itu artinya aku setuju."
"Bagus, bagus, dan sebagai langkah awal kamu akan di undang ke beberapa acara talkshow. Anggap saja itu sebagai perkenalan kamu kepada masyarakat Indonesia. Selanjutnya kamu akan mengikuti berbagai macam audisi film dan juga tv series Indonesia."
Ammar menyandar pada kursi. "Ya aku harap karir aku di sini bisa sukses. Dan semoga saja orang-orang di Indonesia bisa menerima aku," ujar Ammar.
"Kamu tenang saja, dengan wajah tampan dan juga kemampuan akting yang baik, saya yakin karir kamu di sini pasti bisa bersinar," kata Mr. Khan. terdengar suara pintu di ketuk dari luar. Pintu itu terbuka dan masuk seorang pria muda yang memakai kemeja kotak-kotak.
"Oh, Rayyan masuk, masuk. Ammar perkenalkan dia Rayyan dan dia yang akan menjadi manajer kamu," kata Mr.Khan.
Ammar dan Rayyan saling berkenalan. Setelah lebih dari satu jam berada di kantor Jak Entertainment dan mengobrol dengan manajernya Ammar kembali pulang ke Bogor. Ia mengendarai sebuah mobil berwarna putih pinjaman Jak Emtertainment.
Sierra melihat jam di dinding kamarnya. Saat ini baru jam enam lewat tiga puluh. Ia sudah bersiap siap sejak tadi. Sierra memakai cardigan cokelat dan celana jeans. Ia bergegas keluar kamar dan menghampiri Neneknya yang sedang menonton televisi. Gadis itu mencium punggung tangan neneknya lalu pergi keluar rumah. Ia berjalan melewati rumah Ammar yang terlihat sepi.
Sepertinya Ammar sedang pergi. Kemana ya dia? Apa dia jalan-jalan? Mungkin, tapi kemana. Sierra menghembuskan napasnya ia menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan pertanyaan-pertanyaan itu. Untuk apa juga ia ingin tahu Ammar kemana. Ia kan bukan siapa-siapanya Ammar. Sierra terkejut ketika sebuah mobil yang datang dari arah berlawanan membunyikan klakson dengan kencang. Mobil itu berhenti tepat di samping Sierra. Jendela mobil terbuka dan Sierra bisa melihat Ammar sedang duduk di balik kemudi.
"Mau kemana princess," goda Ammar sambil tersenyum.
"Mau siaran," jawab Sierra.
Ammar menggerakan kepalanya. "Ayo masuk, biar aku antar."
"Gak usah makasih," kata Sierra. Gadis itu lalu berjalan perlahan ia menatap ke arah depan.
"Gadis ini," gumam Ammar lalu menjalankan mundur mobilnya perlahan mengikuti Sierra. "Ayo masuk aku antar."
Sierra tersenyum ia masih menatap ke arah depan. "Gimana ya? Mm... memangnya kamu pikir aku ini cewek macam apa yang ikut sama laki-laki yang baru di kenalnya."
"Ayolah, anggap aja ini bayaran karena setelah ini kamu harus bantu saya," kata Ammar.
Sierra menatap Ammar. "Bantu apa?"
"Makannya naik nanti aku jelasin di mobil."