ME (menemukanmu. Menangisimu. Mencintaimu)

Frasyahira
Chapter #9

SEMBILAN

Saat ini Ammar dan Sierra berada di sebuah toko yang khusus menjual kebutuhan rumah tangga. Ammar memasukan beberapa piring dan gelas ke dalam keranjang dorong. Lalu ia membeli kompor, dispenser. Sierra mencolek lengan Ammar, ia menarik Ammar menuju deretan topeles cantik, Sierra mengangkat sebuah topeles dan memperlihatkannya pada Ammar, laki-laki itu menggeleng dan Sierra meletakannya kembali. Lalu Sierra mengambil topeles yang lainnya dan menunjukannya pada Ammar kali ini laki-laki itu meangguk.

"Aduh punggungku," keluh Sierra memegangi pundaknya yang pegal.

"Kalau kata AGI kamu itu lebay," kata Ammar.

"Wih...! udah bisa bahasa gaul rupaya. Tapi apa itu AGI?"

"Anak Gaul Indonesia," ucap Ammar.

Sierra tertawa mendengar jawaban Ammar. Rasa pegal di pundaknya sesaat ia lupakan karena Ammar berhasil membuatnya tertawa. Sierra menyandar pada kursi di kafe Partikel Coffee. Untung saja di toko perlengkapan rumah itu menyediakan jasa pengiriman barang, sehingga mereka tidak perlu repot-repot membawa barang belanjaan mereka. 

"Tadi aku liat kamu beli alat lukis. Memangnya kamu bisa melukis?" tanya Sierra.

"Jangan menghina. Aku jago melukis loh, Kamu mau aku lukis?" ucap Ammar.

Sierra tersenyum kecil. "Boleh, gimana kalau di danau pemandangannya kan indah."

"Iya boleh di sana memang indah.Gimana kalau besok." Ammar menyesap kopi hangat yang ada di dalam cangkir. Ponsel Ammar yang terletak di atas meja bergetar. Ammar meraihnya dan melihat di layar tidak ada nama seseorang, di layar hanya ada angka-angka. 

"Hallo," kata Ammar.

"Hai Ammar, ini aku Syifa," ucap Syifa di ujung sana.

Ammar mengerenyitkan wajahnya. Kedua alisnya berkerut, ia tampak terkejut dengan suara wanita itu. Sierra menatap wajah Ammar yang terlihat tidak suka dengan panggilan itu. Ammar berdiri dan berjalan ke luar kafe. Sierra hanya melihatnya saja. Ia menduga duga siapa yang menelepon Ammar. Pasti seorang wanita. Kenapa wajahnya panik seperti itu. Seakan-akan ia terpergok sedang berselingkuh. Sierra melihat Ammar sedang berbicara di luar.

"Ada apa?" ucap Ammar pelan.

"Aku hanya ingin tau keadaanmu. Apa kau baik?" ucap Syifa di ujung sana.

"Menurut kau," kata Ammar.

"Ya maaf. Memang tidak sepatutnya aku menanyakan keadaan kau."

"Maaf Syifa aku sibuk lebih baik kita lanjutkan nanti saja." Ammar memutus sambungan telepon itu. Ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia lalu kembali ke dalam dan duduk di depan Sierra. Gadis itu hanya diam saja. Sebenarnya ia ingin bertanya siapa yang menghubungi Ammar barusan, tapi melihat wajah laki-laki itu... ia hanya bisa diam sambil menduga duga dalam hatinya.

Lihat selengkapnya