ME (menemukanmu. Menangisimu. Mencintaimu)

Frasyahira
Chapter #15

LIMA BELAS

Sierra masih berada di dapur bersama dengan Ammar. Kedua orang itu sedang memasak untuk makan siang mereka. Asap putih menyembul keluar dari dalam panci yang berisi soto kuning bogor. Laki-laki berkulit sawo matang itu terlihat sedang menggoreng kerupuk udang yang cocok untuk soto kuning itu. Ammar mengoyang-goyangkan kerupuk yang telah masuk kedalam minyak agar cepat mekar. Sierra yang melihatnya tersenyum.

"Kenapa kamu tersenyum begitu? Ada yang anehkah dengan cara saya memasak," kata Ammar.

"Enggak ada apa-apa cuma lucu aja liat kamu masak kerupuk mirip dengan Nenek saya."

"Oh... dulu waktu kecil aku tinggal dengan Nenek. Dan waktu itu aku tidak boleh main sebelum bantu dia masak. Makannya saya pandai masak. Calon suami idaman kan. Tampan, baik, pandai memasak."

Sierra berdecak lidah. "Asal kau tau ya, tidak ada orang baik bilang dirinya sendiri baik. Calon suami idaman apanya. Wanita yang menikah dengan kau pasti hidupnya akan menderita karena menikahi laki-laki hidung belang kaya kamu."

Ammar menggelengkan kepalanya. "Lagi-lagi kamu membicarakan soal playboy. Kan sudah saya bilang itu semua cuma gosip. Sudah tidak perlu banyak bicara, kita harus cepat menyelesaikan semua ini, karena sebentar lagi manajerku akan datang."

"Loh! Jadi makanan ini bukan buat kita?" Sierra menatap Ammar. Ia lihat laki-laki itu menggelengkan kepalanya.

"Tapi kalau kau mau ikut makan dengan kami silahkan."

Sierra mendengus. "He, tentu saja aku mau ikut makan aku kan yang membuat membuat semua ini."

Gadis itu menyunggingkan bibirnya. Seenaknya saja Ammar menyuruh-nyuruh dirinya. Memangnya Sierra itu siapanya istrinyakah. Tadi dirinya sudah membantu Ammar untuk memasang perabotan yang telah mereka beli. Sekarang dirinya harus membantu Ammar memasak untuk orang lain. Dasar laki-laki menyebalkan, Sierra terus menggerutu dalam hatinya.

Bel rumah berdering Ammar yang berada di dapur mengelap tangannya dengan kain serbet lalu berjalan menuju pintu depan. Sementara Sierra masih asik di dapur. Gadis itu mencicipi soto kuning. Lidahnya mengecap ia merasa ada sesuatu yang kurang. Sierra lalu menaburkan sedikit garam dan mengaduk-aduk soto kuning yang ada di dalam panci.

"Akhirnya kamu datang. Aku sedang masak dengan temanku kamu harus coba," ucap Ammar membawa Rayyan masuk kedalam rumahnya.

"Teman?"

"Iya tetangga sebelah rumah. Dia cantik tapi sedikit menyebalkan," bisik Ammar.

Ammar membawa Rayyan menuju meja makan yang ada di area dapur. Rayyan berjalan ia melihat ada seorang wanita yang sedang berdiri membelakanginya. Sepertinya ia mengenal punggung wanita itu.

"Sierra kenalkan ini manajerku."

Sierra berbalik sambil tersenyum. Namun dalam sekejap senyumnya langsung hilang entah kemana, mungkin di gondol oleh maling. "Rayyan?"

Lihat selengkapnya