Hari sudah malam Sierra berdiri di depan cermin dan memeriksa kerapian pakaiannya. Ia menggunakan baju berlengan panjang dengan motif bordiran kupu-kupu di sisi bawah kananya. Ia lalu turun kebawah dan ketika di tangga ia mendengar pintu rumahnya ada yang mengetuk. Sierra segera berlari kecil dan membuka pintu rumahnya.
Rayyan tersenyum manis. Aroma parfum buatan Itali bisa tercium dengan jelas oleh hidung Sierra. "Udah siap?"
Gadis itu merasa seperti sedang di jemput oleh kekasihnya. "Udah ayo."
Mereka berdua berjalan ke arah rumah Ammar. Tadi Rayyan memarkirkan mobilnya di sana. Ia membuka pintu mobil dan membunyikan klakson beberapa kali. Ammar keluar dari dalam rumahnya ia berjalan sambil menunduk memperhatikan tablet pcnya. Tanpa memperhatikan Sierra ia segera masuk dan langsung duduk di kursi depan.
Sierra duduk di belakang sementara Rayyan yang mengendari mobil. Ia menjalankan mobilnya dan pergi menuju radio Gelora fm. Di dalam perjalanan sesekali Rayyan menoleh ke arah Ammar yang terlihat sibuk mencari cari sesuatu di tabletnya.
"Kamu lagi ngapain sih kok keliatannya serius banget," ucap Rayyan.
"Oh, bukan apa-apa. Aku cuma lagi mencari fotoku di internet yang tidak memakai baju."
Sierra tekesiap matanya terbuka lebar. Ia tidak sangka kalau laki-laki itu serius dengan ucapannya yang akan mencari fotonya yang tidak memakai baju di internet. Ia pikir Ammar hanya asal bicara. Dasar laki-laki maniak untuk apa sih ia mencari fotonya segala. Mau di cari sampai berhari-haripun tidak akan ketemu. Karena memang Sierra melihat perut Ammar yang six pack secara langsung bukan dari foto di internet.
"Memangnya buat apa kamu cari foto kamu yang gak pake baju di internet," tanya Rayyan.
"Entahlah sayapun tak tahu. Cuma penasaran aja."
Sierra hanya diam saja ia tidak berani bicara. Dirinya hanya menatap keluar jendela sambil memegang jari-jarinya untuk menghilangkan rasa gugup karena takut ketahuan berbohong. Rayyan berbelok ke kiri mereka sudah sampai di area parkir gedung Gelora fm.
Sudah tiga puluh menit sejak Sierra membuka acara puisi pengantar tidur. Kini segmen yang di tunggu-tunggu oleh para pendengar tiba. Gadis itu membuka line telepon dan memberikan kesempatan para pendengar untuk mengajukan pertanyaan kepada Mr.Rain.
Ada seorang wanita menelepon wanita itu bertanya darimana Mr.Rain mendapatkan inspirasi untuk menulis puisi.
"Mm... saya biasanya memperhatikan keadaan sekitar saya. Atau bisa juga dari seseorang yang dekat dengan saya. Seperti teman, keluarga dan juga kekasih."
Lalu ada lagi seorang penelepon yang dari suaranya seperti kedengaran masih remaja bertanya apakah Mr.Rain sudah memiliki kekasih.
Ammar tersenyum ia berpikir sejenak. "Untuk saat ini saya single tapi ada seseorang yang menarik perhatian saya." Ammar menatap mata Sierra membuat gadis itu jadi tidak tenang. Kenapa sih dia harus berkata seperti itu sambil menatap matanya.