Ketiga teman Sierra sudah pulang sejak tadi. Kini gadis itu sedang duduk di atas sofa empuk. Ia sedang menyaksikan sinetron yang di bintangi oleh Ammar. Ia sendiri tidak tahu sejak kapan suka menonton sinetron indonesia. Karena biasanya ia lebih suka menonton tv drama dari Korea atau Amerika dibandingkan dari negaranya sendiri.
Di televisi ia melihat Ammar sedang memeluk lawan mainnya yang adalah seorang artis wanita cantik.
"Dasar! Dia pasti kesenengan banget tuh bisa peluk-peluk cewek. Emang dasar ya laki-laki gak di Indonesia gak di Malaysia sama aja." Sierra terus menggerutu tidak jelas.
Aneh ya kenapa juga Sierra harus marah-marah tidak jelas seperti itu. Padahalkan itu semua hanya peran semata. Tapi bagi gadis itu Ammar pasti memanfaatkan adegan mesra seperti itu. Ia sedikit kesal lalu memindahkan saluran televisi namun tidak berapa lama ia kembali memindahkan salurannya ke saluran yang menayangkan sinetron Ammar.
Melihat Ammar di televisi dirinya jadi ingat kalau ia mau mengajak Ammar ke acara reuni sekolahnya. Gadis itupun beranjak dari sofanya dan keluar menuju rumah Ammar. Ia mengentuk pintu beberapa kali namun belum ada yang membukakan pintu. Dirinya mengetuk lagi dan tiba-tiba pintu terbuka.
Mata gadis itu terbuka sama lebarnya dengan pintu yang terbuka. Dilihatnya seorang wanita yang ia tidak kenal berdiri di ambang pintu. Wanita itu tersenyum pada pada Sierra.
"Ada apa. Mau mencari Ammar kah?" ucap Syifa dengan aksen Melayu yang kental.
"Mm... iya apa Ammarnya ada?"
"Ada, dia sedang mandi."
Mandi? Sierra jadi memikirkan hal yang tidak-tidak. Siapa sih sebenarnya wanita itu. Kenapa malam-malam begini ada seorang wanita di rumah Ammar. Tidak! Sierra menggelengkan kepalanya ia menyingkirkan pikiran-pikiran kotor di kepalanya.
"Siapa?" Ammar datang sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Oh Sierra, ayo masuk."
Sierra? Syifa memperhatikan gadis yang berdiri di depannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Apa mungkin dia adalah gadis yang sudah merebut Ammar darinya. Tatapan mata Syifa kini berubah. Ia seakan mencurigai Sierra sebagai wanita yang kini ada di hati Ammar.
"Gak usah disini aja," ucap Sierra.
"Oh, iya kenalkan ini Syifa kawan saya," kata Ammar.
Kedua wanita itu saling berkenalan satu sama lain. Ammar lalu melangkah ke teras dan menutup pintu. Sierra bisa mencium aroma sabun yang masih menempel di tubuh laki-laki itu.
"Ada apa. Jangan bilang kau rindu padaku."
Sierra mendecakan lidahnya. "Rindu apanya. Aku mau mengajak kamu ke acara reuni sekolah ku. Kau mau ikut tidak."
Ammar tersenyum sambil berkacak pinggang. "Bilang saja kau butuh teman kencan untuk datang ke acara reuni sekolah kau, agar kau tidak malu dengan teman-temanmu yang sudah memiliki pasangan kan."
Ada apa sih dengan pria ini? Apakah dia selalu kepedean seperti itu. Sepertinya udara di Indonesia tidak cocok dengannya sehingga otaknya mengalami masalah.
"Ya sudah kalau kau tidak mau." Sierra berjalan pergi dari sana. Namun Ammar Menggunakan handuk yang di kalungkan ke pinggang Sierra untuk menarik tubuh gadis itu.