Marah dan mengomel adalah skill terkuat yang dimiliki oleh grandma.
**
"Sharen! Kamu itu benar-benar ratunya malas ya, saya sudah capek bangun pagi buat sarapan, kamu enak-enakan tidur!" Teriakan Grandma dipagi hari membuat Sharen menutup telinganya dengan bantal.
"Sharen! Kamu benar-benar ya!" Grandma kembali mengomel.
Kanjeng Sri Dewi, wanita berumur hampir 70 tahun, yang lebih sering dipanggil Grandma ini menggelengkan kepalanya dengan pelan. Sudah tidak tahu yang harus ia lakukan dengan cucunya, Sharen.
Dengan gemas, Grandma mengambil alat penggaruk punggung dan memukul kaki Sharen. "Bangunn!"
"Aww! Grandma! Kau kasar sekali!" ringis Sharen kesakitan.
"Apa? Aku kasar? Kau anak durhaka!" ucap Grandma, kemudian menarik selimut yang dikenakan Sharen.
Sharen merotasikan kedua matanya, "Please deh, Grandma.. ini hari libur! Biarkan aku istirahat sebentar saja!" ucapnya kemudian melongos pergi, malas menanggapi omelan Grandma dipagi hari ini.
"Ya Allah!!! Aku bisa gila karena cucuku sendiri!" teriak Grandma, frustasi.
***
Setelah mandi dan sarapan, Sharen berniat ke rumah Dita, salah satu sahabat. Namun pergerakannya terhenti ketika Grandma menghadangnya di pintu.
"Mau kemana lagi kamu?" tanya Grandma mengintimidasi.
"Ada urusan," jawab Sharen dengan cuek.
Sharen melalui Grandma kemudian mengucap salam tanpa menjabat tangan Grandma yang mengikutinya hingga di depan pintu rumah.
"Jangan pulang larut malam, Sharen!" peringat Grandma.
"Tenang saja Grandma, aku akan pulang sebelum petang," sahut Sharen kemudian masuk ke dalam mobil.
Sharen menyumpal telinganya dengan earphonenya. Hari ini ia akan bersenang-senang bersama sahabatnya. Melupakan semuanya, termasuk tentang Grandma.
Sesampainya ia di rumah Dita, Sharen melihat sekeliling, dua orang temannya belum datang juga. Ia mengendikkan bahu cuek, lalu masuk ke dalam rumah untuk menemui Dita. Karena Sharen sudah kenal baik dengan orangtua Dita, jadi ia tidak lagi segan-segan. Bahkan Sharen sudah dianggap anak sendiri.
"Dita mana, tan?" tanya Sharen pada ibunya Dita.
"Di kamar, masih mandi kayaknya. Kamu naik aja ke atas," ucap Ibunya Dita yang sedang asik mengupas bawang.
Sharen mengangguk kemudian berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Gadis dengan rambut sebahu itu melihat kanan dan kiri, takut-takut jika kakak lelaki Dita, Sagara, melihatnya. Namun baru saja ia melangkah, suara berat khas orang baru bangun menghentikan langkahnya.
"Suka banget lo ke rumah orang ya?" tanya Sagara dengan nada dingin.
Sharen menoleh, melihat Sagara bersandar di depan pintu kamarnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Tak bisa dipungkiri, Sagara memang sangat menarik perhatian Sharen, bahkan dari awal ia mengenal Dita. Tapi sikap dingin dan kasar Sagara membuyarkan semuanya, Sharen sangat membenci Sagara.