Aku duduk di bawah kasur dengan menekuk kakiku dan kedua tangan yang ku rekatkan ke depan. Menatap ke hpku yang berada tepat di depan kakiku.
Hening, namun otakku ramai penuh dengan pemikiran. Aku seperti orang termenung namun sebenarnya sedang berpikir sangat keras.
Lima belas menit terlewati tanpa kusadari. Waktu berlalu begitu cepat. Itu pun karena dering ponsel yang membangunkanku dari segala pemikiran.
Aku pun segera menjawab panggilan itu. Itu nomor ponsel yang tidak ku kenal.
"Assalamu'alaikum," ujarku membuka percakapan.
"Maaf, ini dengan siapa, ya?" lanjutku karena aku benar-benar tidak tahu siapa yang menelepon.
Hening. Untuk beberapa saat tidak ada jawaban dari sana hingga membuatku mengerutkan kening. Bingung.
"Hallo..." ujarku lagi. Beberapa detik berlalu tetap tidak ada jawaban.
Aku bingung dan hanya diam dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri panggilan. Namun saat jariku akan menekan tombol untuk mengakhiri panggilan, suara salam terdengar dari sebrang.
"Assalamu'alaikum." Aku mendengar itu suara laki-laki. Aku merasa semakin bingung. Berpikir siapakah laki-laki yang meneleponku ini? Namun sedikit pun aku tidak memiliki gambaran.
Dia mengulang salamnya. Dan aku pun menjawabnya.
"Maaf jika mengganggumu sekaligus membuatmu bingung." Suara bariton itu terdengar tenang.
"Aku tahu, kau tidak mengenalku. Tapi kita berdua pernah bertemu satu kali." Jeda beberapa detik.
"Tidak, bahkan mungkin hanya aku yang menyadari pertemuan itu," lanjutnya masih dengan nada yang tenang.
Penjelasannya membuatku semakin tidak mengerti dan tanpa sadar membuat kerutan muncul di keningku.
"Aku akan menjelaskannya. Tapi mungkin akan agak panjang," ujarnya dari balik telepon.
Dia menjelaskan bahwa pertama kali bertemu denganku tanpa sengaja di sebuah jalan. Saat dia mengendarai mobil dan tepat di depan jalan tersebut ada kucing yang tengah berbaring hingga membuatnya tak bisa lewat dan menghentikan mobilnya. Dan katanya saat itulah aku yang menggendong kucing itu dan menurunkannya di tepi jalan.