Me Vs Me

ani__sie
Chapter #15

15. Sendirian

Malam ini Ibu, Kakak, suaminya dan dua keponakanku akan berangkat untuk wisata rohani ke cirebon yang akan membutuhkan waktu beberapa hari untuk pulang dan pergi.

Sudah menjadi kebiasaan di kampungku, jika bulan rajab ustad di sini mengadakan wisata rohani tersebut melalui jalur darat menggunakan bus.

Aku menyiapkan segala keperluan yang hendak dibawa Ibu. Memasukan semuanya ke dalam tas. Tidak banyak yang dibawa dan yang terpenting adalah tidak melupakan balsem, takut-takut di perjalanan Ibu merasakan pusing. Dan sudah menjadi kebiasaan Ibu akan mengobatinya dengan balsem.

Meski Ibu dan kakakku memintaku untuk ikut, tapi aku menolak. Aku tidak ingin pergi. Ingin di rumah saja. Sedang malas bepergian apalagi itu membutuhkan waktu beberapa hari untuk pulang pergi.

Aku mengantar keluargaku di tempat di mana bus diparkir. Tersedia dua bus di sana. Suasana di sekitar bus sudah ramai oleh orang-orang yang akan ikut berwisata. Dan di sana kebanyakan di isi oleh ibu-ibu, di susul anak-anak kemudian baru Bapak-bapak.

Semua yang ikut mulai masuk dan mencari tempat duduk mereka. Tak terkecuali keluargaku. Sejenak aku juga ikut masuk melihat tempat duduk Ibu.

Aku baru pergi dari tempat itu setelah melihat dua bus itu sudah berangkat meninggalkan tempat parkir.

Saat ini aku sendirian di rumah.

Dan apa yang aku lakukan di rumah sendirian? Jelas saja, aku yang tengah dibelenggu kemalasan hanya satu yang akan ku lakukan. Bermain media sosial atau menonton Kdrama.

Meski hati kecilku merasa lelah dan bosan, tapi tetap saja aku tidak bisa menghentikannya.

Apakah kalian tahu perasaan itu sungguh menyiksa. Di saat kau menyadarinya tapi di sisi lain kau tidak bisa menghentikannya. Itulah yang terjadi padaku.

Pukul delapan malam aku mulai menonton Kdrama yang sekarang sedang hits dan menjadi perbincangan bukan hanya di negaranya melainkan di dunia internasional.

Meski drama itu bukan lagi on-going melainkan sudah selesai, tapi tetap masih menjadi topik hangat yang banyak dibicarakan. Dan aku sangat penasaran. Apalagi pemainnya adalah aktris kesukaanku. Dan ulasannya banyak yang berkata bagus.

Perasaan yang di satu sisi aku menyukainya, namun di sisi lain hati kecilku sangat menderita. Dan pada akhirnya hati kecilku kalah.

Tepat pukul sembilan malam aku menyeleasaikan satu episode. Dan langsung melanjutkan ke episode dua, tiga, empat dan lima secara maraton.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Meski kantuk sudah terasa aku memilih untuk melanjutkan menonton episode berikutnya. Episode ke enam.

Rasa penasaran pada episode ke enam yang tak mampu ku tahan membuatku menahan rasa kantukku. Menonton lagi dan akhirnya lupa dengan waktu.

Ya, meski mataku sudah sangat berat untuk dibuka aku terus melanjutkan menonton. Beberapa kali mengerjap-ngerjapkan mataku untuk menahan dari kantukku. Menahannya sekuat tenaga.

Aku bahkan terus menontonnya sampai azan subuh berkumandang.

Dan sekarang, bukan lagi mataku yang terasa berat melainkan juga kepalaku, pusing dan seperti melayang. Bahkan saat aku berdiri untuk keluar kamar dan berwudu di dapur mataku terasa berkunang-kunang.

Namun aku menahannya dan tetap melaksanakan solat subuh.

Begitulah Kdrama. Seperti candu yang membuat pecintanya tak mampu meninggalkannya. Bahkan tidak mampu untuk sekedar menahannya sejenak untuk beristirahat sebentar.

Terus menontonnya maraton meski kepala terasa berat dan pusing. Meski mata terasa perih hingga berair. Itu tak menyurutkan seseorang untuk terus melanjutkan menontonnya.

Itulah yang sedang terjadi padaku. Sungguh melelahkan dan sayangnya aku tidak bisa melawannya.

Aku melanjutkan menonton episode berikutnya, kemudian disambung episode berikutnya lagi. Lagi dan lagi hingga suara azan zuhur pun terdengar. Tidak menyapu rumah di pagi hari. Tidak memasak apalagi hanya ada aku di rumah.

Aku hanya menghentikan aktifitas menontonku pada saat waktu solat saja.

Melaksanakan solat zuhur lalu kembali melanjutkan aktifitas menonton drama lagi. Aku bahkan tidak peduli dengan makan. Bahkan perutku masih kosong dan belum terisi oleh apa pun sejak pagi tadi.

Aku benar-benar lupa segalanya. Begitu asyik menonton drama dan lupa akan kehidupan nyataku.

Pukul tiga sore akhirnya aku menyelesaikan satu drama yang berjumlah enam belas episode itu secara maraton dari semalam sampai sore hari ini.

Kepalaku yang terasa sangat berat dan mataku yang sudah sangat perih dan berair tidak mampu ku buka lagi. Kantuk yang menyergapku pun tak bisa ku tahan lagi.

Akhirnya pukul tiga sore aku pun tertidur dan terbangun pukul setengah lima sore.

Aku sebenarnya tidak ingin bangun karena kepalaku masih terlalu berat dan mataku pun sulit ku buka. Tapi mau tidak mau aku harus tetap bangun karena harus melaksanakan solat asar.

Dalam hati aku merutuki diriku sendiri dan merasa menyesal dengan apa yang ku lakukan.

Aku menyadari itu sebenarnya menyiksa diri. Merusak tubuhku sendiri. Tapi sekali lagi meksi menyadari dan menyesalinya aku tidak bisa menghentikannya.

Aku yang beranjak berdiri dari tempat tidur merasakan kepalaku berputar hebat.

Aku menyentuh kepalaku sambil meringis. Tubuhku pun oleng tidak seimbang, tapi bagaimana pun aku harus tetap solat.

Aku memaksakan diri ke kamar mandi. Kepalaku berat dan aku pun merasa mual dan akhirnya muntah. Beberapa kali. Lumayan lama hingga wuduku tertunda.

Apa yang ku lakukan benar-benar menyiksa diriku sendiri. Dalam hati aku merasa bodoh.

Lihat selengkapnya