Me Vs Story

Cherry Sakura
Chapter #3

Seperti Tikus Dan Kucing

“Ta... tapi, kan, tikus itu ikhlas menolong Cinderella. Kenapa jadi kamu yang dendam?” cicit Cinder ketakutan sambil memeluk batang pohon yang ada di dekatnya. Nada suara Flint yang tinggi seakan-akan sanggup menerbangkan tubuh Cinder ke kutub utara.

“Ikhlas karena ceritanya sudah diatur seperti itu. Yang jelas aku tidak terima, jadi biarkan aku mengubah ceritanya!” semprot Flint tidak sabar hingga membuat Cinder semakin erat memeluk batang pohon. Intonasi dan raut wajah Flint terlihat seperti berambisi ingin menendang Cinder pindah negara saat itu juga.

Shone yang merasa terabaikan tiba-tiba berdehem untuk menarik perhatian Flint dan Cinder yang sedari tadi sibuk berdua. Kehadiran sang pangeran terabaikan karena Flint yang terlalu fokus pada Cinderella yang sangat dibencinya. Kedua orang itu malah jadi seperti asyik di dunianya sendiri tanpa melibatkan Shone.

Setelah mata Flint dan Cinder tertuju padanya, Shone menyengir lebar. “Sebenarnya... aku juga ingin mengubah cerita Cinderella,” timpal Shone dengan ekspresi tanpa dosa.

“Ha?” pekik Cinder. Bola mata Cinder hampir melompat keluar dari tempatnya karena perkataan Shone tadi. Bisa-bisanya ada pangeran yang mengatakan ingin mengubah cerita. Cinder menggeram kesal. Tidak bisa, itu namanya pemberontakan. Mana boleh pangeran selaku tokoh utama pria berkomplot untuk mengubah cerita. 

Sedangkan Shone menghela nafas dengan berat. Wajah Shone yang selalu bercahaya dan memancarkan aura bak matahari bersinar cerah mendadak seperti diselimuti kabut. Shone tiba-tiba pundung seraya menggambar di tanah dengan menggunakan jari tangannya. Sepertinya Shone tidak sadar kalau tindakannya itu membuat kredibilitasnya sebagai seorang pangeran diragukan.

“Setiap hari aku berdoa semoga pada zamanku Cinderellanya cantik, tinggi, pintar, baik hati dan anggun. Eh, ternyata Cinderella malah seperti bocah sekolah dasar dan magernya mengalahkan Sleeping Beauty,” dengus Shone sebal. Matanya mendelik ke arah Cinder yang cemberut karena baru saja dihina oleh pangeran yang seharusnya berbudi pekerti luhur. Baru kali ini ada pangeran yang menilai seseorang melalui cover. Bibir Cinder semakin manyun, kecewa dengan pangeran Cinderella yang menilai seseorang hanya melalui fisik.

“Jadi aku putuskan untuk mengincar keturunan kakak tiri Cinderella saja,” ungkap Shone penuh semangat. “Ihara itu cantik sekali. Dia benar-benar tipeku,” puji Shone dengan mata yang berbinar-binar. Kecantikan Ihara selaku keturunan kakak tiri Cinderella berhasil membuat Shone oleng. Mata Shone seolah buta dan akhirnya rela mengkhianati Cinderella yang menurutnya ‘nggak banget’.

Shone menepuk-nepuk bahu Flint, menyemangati sang keturunan tikus untuk melanjutkan misinya. “Mudah-mudahan apa yang kamu rencanakan menjadi kenyataan sehingga aku bisa menikah dengan Ihara. Aku mendukungmu,” kata Shone lugas memberi dukungan.

“Jangan seenaknya, ya!!!” sergah Cinder tidak terima. “Mana boleh mengubah cerita semudah itu. Itu tidak boleh terjadi. Aku tidak terima. Dasar pangeran pengkhianat. Semoga kamu jomblo selamanya,” kutuk Cinder berang lalu dengan secepat kilat melarikan diri.

Cinder bergerak cepat bak ninja sebenarnya bukan karena patah hati pangeran berpaling. Cinder berlari tunggang langgang karena baru ingat kalau sekarang adalah waktunya para pemuda tampan berlatih taekwondo. Cinder tidak ingin melewatkan satu menitnya yang berharga hanya untuk meladeni keturunan tikus dan pangeran pengkhianat yang ingin membolak balik cerita.

“Hey, kamu mau ke mana?” teriak Flint pada Cinder yang sudah menghilang. “Ayo, kita kejar dia!” ajak Flint.

“Ah, maaf. Aku tidak bisa membantumu mengejarnya. Aku ingin mengejar Ihara saja,” tolak Shone dengan senyum terkembang di bibirnya. Shone melambaikan tangan lalu melesat pergi meninggalkan Flint yang masih mengumpat.

Lihat selengkapnya