Me Vs Story

Cherry Sakura
Chapter #4

Negosiasi

“Kyaaaa. Mickey Mouse, sakit. Stop menganiaya diriku yang tidak berdaya ini,” jerit Cinder dramatis. Ia harus pasrah diseret Flint menjauh dari ruang taekwondo yang sedang heboh. Cinder meringis antara sebal digeret secara paksa dan juga tidak ikhlas karena harus meninggalkan arena pertandingan di waktu yang lagi seru-serunya di mana kak Shane dan kak Aiden sedang bertanding. Cinder penasaran diantara kedua orang berwajah rupawan itu siapa yang akan menjadi pemenang dalam pertandingan taekwondo tadi.

“Kamu tadi tidak melihatku, kan?” todong Flint kesal. Ia tadi sempat ikut unjuk kebolehan dan berhasil mengalahkan lima orang berturut-turut. Tapi, ternyata si Cinderella jejadian itu bukannya fokus melihat Flint bertanding malah asyik memandangi pemuda berperawakan seperti patung es dengan rambut berwarna putih dan bermata biru.

“Untuk apa aku melihatmu? Mending aku memandang kak Yas yang selalu tersenyum,” balas Cinder dengan ekspresi malas.

“Kamu!!!” Flint menggeram. Tangannya dengan cepat merobohkan kepang rambut Cinder sampai-sampai Cinder memekik histeris, tidak terima rambutnya yang berharga dibuat berantakan begitu saja. Cinder menatap nyalang ke arah Flint. Keturunan tikus itu sepertinya benar-benar terobsesi untuk mengubah penampilan Cinder menjadi Cinderella yang baru saja membersihkan cerobong asap.

“Dasar tikus got,” maki Cinder dengan berurai air mata. “Kamu menyebalkan sekali. Kalau aku sampai tidak bisa masuk sekolah besok pagi, kita tidak akan bisa bersaing,” teriak Cinder berang tidak terima dengan perlakuan kasar Flint. Kalau sampai dirinya terluka dan tidak bisa masuk kelas, yang repot sudah pasti dirinya bukan sang keturunan tikus yang judes bin kasar itu.

Sedetik kemudian, tangis histeris Cinder yang bercampur dengan amarah terhenti. Mata Cinder mengerjap, lalu senyum lebar mengembang di bibir Cinder. Lampu yang ada di otaknya tiba-tiba menyala terang. Ia bisa menghindar dari amukan Flint Melvin kalau dirinya benar-benar terluka dan absen masuk kelas. Bahkan kalau perlu, Cinder akan merengek untuk pindah ke sekolah khusus sekolah putri guna menghindari Flint.

“Tidak bisa. Kita bersaing sekarang,” timpal Flint tiba-tiba. Cinder terperangah kalau tidak percaya rencana yang ada di dalam otaknya terbaca oleh Flint. Apa keturunan tikus di jaman sekarang memiliki kelebihan bisa membaca pikiran orang lain?

“Bersaing apa? Kamu jago taekwondo sedangkan aku adalah gadis yang lemah lembut dan tidak suka kekerasan. Kamu memilih lawan yang tidak sepadan,” ujar Cinder dengan nada memelas. Cinder bahkan hampir bersimpuh demi totalitasnya menjalani peran sebagai seorang Cinderella yang teraniaya. Tapi, untungnya Cinder keburu ingat kalau dalam cerita Cinderella terdahulu yang menjadi antagonis adalah ibu dan kakak tiri, bukannya keturunan tikus. Cinder pun urung menjalankan peran sebagai protagonis yang tersiksa.

“Yang mau adu pukul siapa?” bentak Flint dengan nada yang kembali membumbung tinggi bak harga sembako yang meroket menjelang hari-hari besar. Cinder menarik nafas dalam, menahan diri untuk tidak membekap mulut Flint Melvin dengan racun tikus.

“Kita akan melakukan tujuh pertandingan. Kalau kamu lebih banyak kalah, maka cerita Cinderella akan kuubah,” ancam Flint tajam sambil menunjukkan selembar kertas yang dipenuhi tulisan ke depan kedua bola mata Cinder yang berwarna hijau.

Bola mata Cinder segera menyapu tulisan yang ada di kertas. Membaca tujuh pertandingan yang harus ia lakukan dan menangkan demi mempertahankan cerita Cinderella agar tetap sesuai dengan cerita aslinya. Cerita Cinderella tidak boleh sampai diremake sehingga tokoh antagonis bertambah satu, yakni keturunan tikus yang terobsesi ingin menjadikan Cinderella sebagai pesuruh.

1. Lomba lari 100 m

2. Melukis

3. Makan 10 jenis makanan manis

4. Menyusun puzzle tercepat

5. Memanah

Lihat selengkapnya