Meat and Flowers

salt
Chapter #6

Alya Karin

Alya Karin adalah seorang gadis yang lahir di daerah kecil di Ibu Kota. Ia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Alya Karin akrab dipanggil Karin, karena Alya adalah nama yang diturunkan Ibunya kepada mereka. Adik Karin bernama Alya Haura, dipanggil Haura. Jika memanggil Alya diantara mereka, maka tidak akan ada yang menoleh kecuali Ibunya. Karin sangat aktif dibanding Haura, dia lebih energik, banyak melakukan hal-hal yang dia inginkan dan penasaran akan sesuatunya sangat tinggi.

Diumur yang masih sangat muda, 23 tahun, Karin sudah melakukan pekerjaan sebanyak 10 kali lebih. Kalau tidak dipecat karena keteledorannya, dia pasti bosan dengan pekerjaan itu. Setelah lulus sekolah menengah atas, Karin tidak berminat melanjutkan sekolahnya tinggi-tinggi, mengingat keadaan ekonomi keluarga yang kurang memadai yang masih harus juga mengurusi biaya sekolah Haura di sekolah menengah pertama. Karin memutuskan untuk mencari pekerjaan yang bisa dia lakukan.

Pertama, Karin mencoba melamar kerja di sebuah mini bar di daerahnya, dimana bar itu adalah satu-satunya bar yang ada di daerah sana. Dia bekerja dari pagi hingga malam. Namun, dihari kedua dia bekerja, dia dikeluarkan karena menegur pelanggan yang mabuk ditempat yang nyaris menghancurkan beberapa perabotan di mini bar. Tapi, karena pelanggan itu adalah kepala desa dan Karin membentaknya hingga memaki-makinya, sang pemilik malu dan akhirnya mengeluarkan Karin, dianggap tidak sopan.

Kedua, Karin bekerja di tempat cuci mobil, seminggu setelah bekerja dia keluar karena merasa bosan. Mobil di daerah Karin saat itu masih jarang, sehari dia hanya mencuci 2 atau 3 mobil, kadang tidak ada mobil yang harus Ia cuci. Akihirnya dengan berat hati, meskipun hanya mendapat gaji yang sangat sedikit, Ia harus keluar, dan kembali kerja di toko serba ada milik orang tuanya tanpa gaji.

Selama tiga bulan lebih Karin di Rumah membantu orang tuanya di Toko, tanpa memiliki penghasilan sedikitpun. Ia merasa mulai tidak nyaman dengan keberadaannya di Rumah yang dia rasa, dia membebani orang tuanya, meskipun orang tuanya tidak merasa demikian. Di awal musim tahun ajaran baru, teman seangkatan Karin datang mengunjungi toko serba ada yang saat itu Karin sedang berjaga.

Suara pintu terbuka, “Karin.” Seseorang melambaikan tangannya di depan pintu.

Karin mengangat tubuhnya, memastikan siapa yang memanggilnya, “Eh…Aca!” Karin berlari-lari kecil menghampiri seorang gadis yang bernama Aca.

Aca teman seangkatan Karin, memeluknya erat, memutar-mutar tubuh Karin yang kecil dan ramping.

“Waaaah….cantik sekali.” Karin memujinya, “Mau pergi kemana? Sudah rapi begini. Kamu pasti tidak Cuma kesini, kan?” Karin menarik tangan Aca dan duduk di meja makan pelanggan.

“Tau aja.” Aca menyimpan tasnya di kursi yang ada pinggirnya, “Aku ini sekarang mengajar.”

Karin ber-oh panjang, “Bukannya masih kuliah? Bagaimana kuliahmu?”

“Kuliah sambil mengajar.” Aca tertawa, “Tapi, aku masih jadi asisten, sih.” Dia memakan camilan di meja, mengunyahnya perlahan, “Hari ini guru yang membimbingku tidak masuk, jadi aku harus menggantikan dia mengajar.”

Karin mengangguk paham, “Selamat, ya, Aca. Aca memang hebat.”

Aca tertawa lagi, dia sebenarnya sedang tersipu, “Ah, enggak. Karin di rumah aja? Apakah kamu sedang mencari pekerjaan?”

“Iya. Aku mencari pekerjaan yang nyaman. Sejauh ini aku nyaman bekerja di toko orang tuaku walaupun tanpa gaji.”

“Mau aku kenalkan dengan seseorang?”

Lihat selengkapnya