Baachan adalah nama panggilan kesayangan dari Sea dan Jea, Ia pemilik nama asli Mai Rahayu, keturunan Indonesia-Jepang. Baachan sudah hidup lama di Jepang sampai akhirnya menikah dengan Jijiek Sea dan Jea, Kentaro. Cinta Baachan dan Jijiek tidak berlangsung lama di dunia, namun tetap abadi. Karena penyakit meningitis yang diderita Jijiek, Baachan harus menerima takdir menjadi seorang janda diusianya yang masih muda, 35 tahun.
Jijiek pergi untuk selamanya, menitipkan dua buah hati kepada Baachan, Erwin dan Queena. Saat itu mereka masih berumur 7 dan 5 tahun. Bertahan hidup menjadi single parents tidaklah mudah. Baachan harus memulai lagi kehidupannya dari nol. Semua aset yang dimilikinya sudah habis, dibayar pengobatan Jijiek saat lalu.
Meskipun sudah bertahun-tahun ditinggalkan Kentaro, kesedihan Baachan tetap sama. Setiap malam, setiap ia selesai menyelesaikan semua aktifitasnya, ia akan duduk di depan foto Jijiek, bercerita semua yang telah ia lalui, lalu menangis. Hal itu sudah menjadi rutinitas bagi Bacchan sepeninggal Jijiek. Tiga tahun setelah menyelesaikan semua urusannya di Negeri Sakura, Bacchan kembali ke Tanah Air bersama Erwin dan Queena.
Bacchan kembali ke rumah Ibunya, memulai kehidupannya dengan membantu Ibunya di kebun, setelah selesai membantu Ibunya, Bacchan akan pergi ke Kota untuk mencari pekerjaan paruh waktu, selain untuk menghidupi dirinya dan anak-anak, Bacchan juga harus membantu orang tuanya dari segi finansial. Tidak lama mencari, Bacchan akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai juru masak di restoran Jepang di Kota Baru.
Pengalamannya tinggal di Jepang bertahun-tahun membuat Bacchan mudah diterima kerja di restoran Jepang.Bacchan sudah terbiasa memasak makanan khas Jepang seperti Sup Miso, Sushi, Nasi Kare, Udon, Ramen dan banyak sekali. Itulah kenapa Bacchan langsung diterima menjadi juru masak tanpa harus menjadi trainer lebih dulu.
20 tahun kemudian Bacchan menikahkan Queena bersama kekasihnya yang sudah ia kencani selama tiga tahun. Pesta pernikahannya sangat sederhana, hanya mengundang beberapa teman Queena dan suaminya, kemudian saudara-saudara diantara mereka. Suami Queena, Aries, mendapatkan pekerjaan menjadi auditor di Jerman, dengan berat hati Bacchan harus melepas Queena pergi bersama suaminya.
Tak lama setelah itu, tiga bulan setelah Queena berangkat ke Jerman, Erwin mengenalkan seorang perempuan bermata sipit kepada Bacchan. Ia meminta ijin kepada Bacchan untuk menikahinya. Namanya Larissa, dia cantik dan anggun. Bahkan Bacchan sempat bingung dengan Larissa yang mampu mencintai anaknya dengan tulus.
"Kau tahu, kan? Erwin itu aneh sekali. Lihat saja rambutnya gondrong." Bacchan melahap sesendok Pie apel buatannya dan menyentuh pundak Larissa.
Larissa tersipu malu.
"Itu lah yang menjadi daya tarik Erwin." Larissa menjawab malu-malu.
"Lihat! Ibu tidak bisa melihat daya tarikku dari rambutku yang seperti ini, karena pria tipikal Ibu pria berambut cepak." Ujar Erwin membanggakan rambut gondrongnya, "Kau suka aku karena apalagi Risa?" Erwin bertanya sambil menatap matanya.
Larissa menunduk, lalu tertawa, "Semuanya."