Blurb
Banyak orang yang membantu saya dalam penulisan buku ini, termasuk mereka yang tidak setuju dengan kesimpulan saya. Salah satunya, Fauwaz Abdul Aziz, yang telah menyediakan waktu dan berbagi pengetahuan sejak dia berkomentar kali pertama pada 2007 bahwa banyak hal dalam jurnalisme tidak sesuai dengan ajaran Islam. Seluruh proyek ini dimulai bersama Fauwaz; kesabaran, toleransi, dan waktu yang dia berikan adalah utang budi yang tak mungkin pernah bisa saya bayar. Dhimam Abror, dengan kebaikan hati dan kesabarannya, juga menjawab banyak pertanyaan sejak hari-hari pertama proyek ini, dan pengalaman uniknya sebagai pemimpin redaksi di empat surat kabar berbeda memungkinkannya menawarkan informasi yang sangat berlimpah tentang jurnalisme dan Islam. Saya tahu bahwa dia, seperti halnya Fauwaz, tidak sepakat dengan beberapa kesimpulan yang saya buat.
Wartawan di lima penerbitan yang saya pelajari sungguh murah hati. Mereka bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Walaupun banyak nama muncul di dalam teks dan catatan, ada juga nama-nama yang tidak muncul, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berterima kasih kepada semua orang yang menerima saya di ruang kerja mereka dengan pikiran dan hati terbuka. Saya terutama ingin berterima kasih kepada Herry Nurdi dan Eman Mulyatman (Sabili); Nasihin Masha, Heri Ruslan, Arys Hilman, dan Elba Damhuri (Republika); Steven Gan, Fathi Aris Omar, dan Premesh Chandran (Malaysiakini); Ahmad Lutfi Othman dan Zulkifli Sulong (Harakah); serta Arif Zulkifli, Hermien Kleiden, Toriq Hadad, S. Malela Mahargasarie, Goenawan Mohamad, dan Bambang Harymurti (Tempo).