Senja datang untuk menghadirkan keindahan di langit. Namun hanya sekali dalam sehari , mengapa hal yang indah tidak akan bertahan lama. Sama seperti harapan, harapan yang dijanjikan sungguh indah sesaat tetapi tidak untuk selamanya.
Malam ini Clara duduk di teras rumahnya dan memandang jalan raya yang sepi. Sepi? Seperti hatinya saat ini, merasa kesepian tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Rasanya sepi dan menginginkan sosok Devano untuk mengisi hari harinya.
-apa aku harus membuka hati dan melupakan Devano putra Mahendra? Atau harus menunggu janjinya? Apa dia pasti menepati janji yang sudah ia katakan?-
Clara berjalan menuju kamarnya dan membuka lemari coklat keemasan kemudian mengambil box berwarna merah muda. Dia menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang dan segeralah membuka isi box itu merah muda itu.
“Kalung ini, kalung yang Devano berikan sebelum aku pulang ke Indonesia, Devano apa kamu ingat aku?” Kata Clara dengan aliran air dipipinya.
Flashback on 10 tahun yang lalu
“Hiks hiks... aku di mana hiks... tolong aku...” tangis Clara yang tersesat di Kanada akibat terpisah dengan rombongan keluarganya yang sedang berlibur di sana.
Clara seorang anak kecil yang tersesat dan tak tahu harus kemana. Di terus berjalan hingga menemukan rumah berwarna putih dengan pagar coklatnya yang sangat mewah dan dia duduk dikursi depan rumah tersebut dengan mengharapkan ada orang baik yang akan membantunya.
Tetapi hari sudah menjelang malam, bulan seakan melihat Clara dengan tatapan sedih. Clara putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa. Hanya sebuah doa yang selalu dia pegang.
“Hiks hiks.... tolong aku... siapapun tolong aku” kata Clara yang sedang menatap langit yang cantik itu.
“Sorry, Who are you? (Maaf, siapa kamu? “ Tanya seorang wanita berumur sekitar 30 tahun dengan senyum manisnya yang menebarkan kehangatan ke hati Clara”
“Tante... hiks tolong Clara, Clara takut hiks...” kata Clara yang tidak mengerti apa yang tante tadi katakan.
“Oh kamu dari Indonesia ya? Kamu kenapa disini?” Tanya tante tersebut yang menyadari kalau Clara dari indonesia.
“Tante... hiks... Clara mau pulang...tolong Clara hiks... tante” jawab Clara.