Meet Again "Devano"

shania kristiani
Chapter #3

Chapter [3]

Bagaimana cara aku menyampaikan padamu, aku bingung dan takut, aku takut kalau aku tidak akan pernah menemui laki laki seperti mu lagi. Aku takut kalau aku tak bisa menjaga perasaanku . Jujur aku tak tahu apa yang aku rasakan tapi yang jelas aku merasa nyaman saat berada disisi mu. Devano bisakah aku dan kamu menjadi kita?

1 minggu berlalu

“Clara ada kabar baik, om sama tante sudah menemukan informasi tentang kedua orang tua kamu. Besok orang tua kamu akan menjemputmu disini.” 

-hatiku? Seakan suka dan tak suka mendengar berita ini, aku ingin tetap bersama Devano, 1 minggu ku lewati bersamanya, banyak hal yang menyenangkan bersamanya, kenyamanan dan rasa sayang. Devano bagaimana ini? Aku tak mau jauh dari mu tapi aku juga ingin bertemu dengan orang tuaku. Bisakah aku memilih kalian? . Bukan kamu ataupun dia.-

ditaman belakang 

Muka murung, hati sedih tak karuan, Clara tak tahu harus apa.

“Clara?” Panggil Devano dengan nada pelan sambil memandang wajah Clara yang sedih.

“I love you (aku sayang kamu)” kata Devano

Seketika mata Clara membulat dan melihat ke arah Devano yang sedang menatapnya.

“Aku tahu kita mungkin tak akan bisa bermain bersama lagi , bahkan mungkin kita tak akan saling berhubungan untuk beberapa tahun kedepan, tapi aku janji aku akan mencari dan menemui mu di Indonesia. Tolong tunggu aku 10 tahun, setelah itu kita akan sama sama.” Kata Devano yang membuat hati Clara semakin sedih dan tak rela.

“Ini memang hanya sebuah kalung palsu, tapi anggap saja ini adalah sebuah janji yang kuberikan kepadamu. Terus jaga kalung ini dan terus menungguku, Clara.” Kata Devano dengan memberikan box berwarna merah muda yang berisi surat serta kalung perak yang sangat cantik.

“Devano i love you too (aku sayang kamu juga ) tapi kamu harus janji ya, kamu akan mencari ku setelah 10 tahun ya. Aku akan tunggu kamu di Indonesia. Kita akan selalu bermain bersama kan setelah itu.” Jawab Clara yang tak sadar air matanya mengalir dipipi.

“Iya aku janji” jawab Devano yang mengusap air mata Clara dipipi.

Kemudian Clara menarik tangan Devano dan mengajaknya ke dalam rumah. Lalu Clara mengeluarkan sekotak parfum dari tas nya dan memberikannya kepada Devano.

Parfum berwarna biru muda yang memiliki aroma segar dan manis. Parfum itu dia dapat dari papanya. Parfum oleh oleh dari Amerika sewaktu papanya dinas di sana.

“Parfum ini jadikan sebagai kenang kenangan ya, jangan pernah buang parfum ini. Selalu simpan walau sudah tak ada isinya.” Kata Clara 

“Iya aku akan jaga parfum ini” jawab Devano.

Tring tring tring tring...

Lihat selengkapnya