Clara! Fokus dong kenapa kau jadi seperti ini. Memikirkan Devano terus, why (kenapa). Devano bisa kah kau menghilang dari otakku ini.-
“Minggir!”
Suara wanita terdengar ditelinga Clara. Reflek Clara berbalik badan dan
Brak .
Sebuah tamparan mendarat dipipi Clara hingga membuatnya oleng dan menabrak tembok di belakangnya.
“Apa ini?” Tanya Clara yang kebingungan karena tiba tiba pipinya ditampar oleh Tasya. Tak ada darah tetapi bekas pukulan yang membekas dipipi Clara .
“Itu untuk orang yang telah menggagalkan rencanaku.” Jawab Tasya dan langsung pergi meninggalkan Clara .
Dilanda rasa bingung Clara memutuskan untuk berjalan ke kamar mandi sekolah. Berencana ingin membersihkan pipinya dari bekas pukulan.
Di tengah perjalanan Clara berpapasan dengan Devano. Mata Devano dan Clara sempat bertemu lalu Devano cepat cepat memalingkan wajahnya ke arah lapangan sekolah.
Hembusan udara dan gesekan angin yang Clara rasakan. Tercium aroma tak asing yang ia bau.
-aroma ini? Kenapa seperti familiar namun aku tak tahu ini aroma apa?, parfum? Atau apa. Aku tak tau pasti merek parfum ini, tapi aku seperti mengenal aroma ini.-
Cling
[Alex message]
Sayang
Nanti pulang jam berapa?
-Alex? Sepertinya aku harus fokus pada Alex karena dia sekarang adalah pacarku. -
pulang sekolah
Clara menunggu Alex di depan halte dekat sekolahnya. Ia duduk sisanya sudah sekitar 1 jam. Tetapi Alex tak kunjung datang. Hari mulai gelap tapi Clara malas untuk memesan ojek dan memilih untuk setia menunggu Alex.
Bip bip
Terdengar suara klakson mobil sport yang terparkir di depan halte bus. Clara merasa takut tapi ia tak tau harus bagaimana. Tiba tiba seorang laki laki berparas tinggi, kulit putih , baju rapi dengan celana hitam pekat.
“Clara ! “ ucap Devano
-Devano kenapa ada disini, apa yang dia pikirkan kalau aku duduk disini sejak 2 jam yang lalu, apa dia tau.-