"Mei, aku cinta sama kamu," teriak lelaki dengan peluh keringat yang membasahi sebagian wajahnya. Nafasnya sedikit tersengal, mungkin karena kejadian lari tadi. Ia mengejar gadis yang bernama Mei tersebut. Sedangkan gadis itu tidak berhenti, ia tetap melanjutkan larinya menjauh dari lelaki itu.
Saat merasa lelaki itu sudah tidak lagi mengejarnya, ia berhenti di bawah pohon besar di samping rumahnya. Gadis itu duduk sambil menunduk dalam. Pikirannya kini sedang kacau. Pertemanannya dengan lelaki tadi sedikit bermasalah. Mungkin Mei terkejut dengan apa yang diungkapkan temannya itu.
"Kenapa Juni tega melakukan ini padaku?" tanya Mei sembari memukul kakinya dengan tangan mungilnya.
"Aku selalu berusaha menjadi teman yang baik untuknya, tapi mengapa dia tidak bisa menyadarinya. Aku dan dia hanya sebatas teman tidak lebih," ungkap gadis itu. Ia melampiaskan kekesalannya dengan menyakiti dirinya sendiri.