Blurb
Mei, begitu Tisela memberiku nama setelah melewati masa amnesia. Ia seorang perempuan dengan kulit putih dan rambut bergelombang halus, baik hati. Bersamanya, hidupku terasa menyenangkan, Tisela mengajariku berbagai hal.
Sampai Moza datang. Sosok laki-laki berkulit gelap dengan mata bulat besar. Kata Moza, aku tidak bisa selamanya berharap kebahagiaan bersama Tisela. Katanya, aku dan Tisela adalah spesies berbeda. Kami tidak akan bisa terus bersama karena dunia akan memisahkan. Tentu saja aku marah, menganggap Moza berkata dusta.
Namun kenyataan demi kenyataan dibuktikan perlahan. Membuatku ragu, bahwa aku dan Tisela memang spesies berbeda dan tidak ditakdirkan bersama. Sampai cerita Moza, menjelaskan semuanya.
Aku sangat kesal. Kenapa Tuhan menciptakan berbeda-beda spesies? Tidak cukupkah satu spesies untuk saling berdampingan?