“Kalian tahu cerita tentang Lizzie Borden?”
Elias tidak bereaksi, Kirani menggeleng. Azzuhri bersandar sambil tersenyum, matanya menyapu kedua teman di depannya, lalu dia bicara dengan suara dalam, memberi kesan seolah yang dikatakannya adalah informasi terpenting, “Kalau begitu, kamu belum tahu salah satu kisah pembunuhan terbaik dalam sejarah, Kirani.”
“Apa hubungannya dengan kamu?” Kirani mengerutkan kening
“Saya menggunakan senjata yang sama dengan Lizzie, sebuah kampak.”
Elias seperti mengingat-ingat sesuatu, lalu menyela, “Rasanya aku tahu, di Amerika ada lagu anak-anak tentang orang itu kan?”
“Lagu anak-anak… tentang seorang pembunuh?” Kirani mengerutkan kening
Lizzie Borden took an axe
And gave her mother forty whacks
And when she saw what she had done
She gave her father forty one
Azzuhri bersenandung seperti seorang guru TK yang sedang mengajar bernyanyi di kelas, wajahnya sangat ceria seolah lagu anak-anak itu adalah lagu terindah yang pernah dia nyanyikan.
Kirani menggelengkan kepala. “Aku tidak tahu lagu itu…”
“Tapi faktanya lagu itu ada, iya kan?”
“Berapa tahun yang didapat Lizzie untuk delapan puluh satu ayunan kampak? Atau hukuman mati?”
Azzuhri menggeleng “Lizzie tidak pernah masuk penjara”
Kirani mengangkat alis, baginya hidup adalah soal salah benar dan hitam putih. Jadi mendengar seorang pembunuh tidak dihukum adalah hal yang sangat ajaib.
“Kenapa dia bisa bebas? Apa peradilan Amerika sekacau itu?”
“Peristiwa itu terjadi tahun 1892, apa yang kita harapkan? Intinya menurut pengadilan Lizzie tidak bersalah meski ada dua mayat penuh luka, dan satu kampak di rumahnya.”
“Tapi aku pernah baca satu ulasan buku yang membahas soal Lizzie itu,“ Elias mencondongkan tubuhnya, “Kalau tidak salah ingat, judulnya Goodbye Lizzie Borden karangan Robert Sullivan. Di buku itu diceritakan kalau Lizzie bersalah.”
“Ulasannya saja?” Kirani melirik, Elias mengangkat bahu
“Apa salahnya baca ulasan? Kita bisa tahu isi buku sementara orang lain yang baca, bukannya itu bagus?!”
“Banyak buku yang menyatakan Lizzie bersalah, kalau saya baca yang judulnya Lizzie Borden by Daylight. Itu karangan siapa ya… Victoria Lincoln… mungkin, saya lupa lagi.