“Pertanyaan sederhana: bagaimana cara manusia mencari Tuhannya masing-masing?” Kirani mengedarkan pandangan, kedua temannya duduk bersandar, kelihatan mencoba. Padahal ini pertanyaan rumit, karena tidak setiap hari ada orang bertanya begini. Tidak seperti kalimat “Apa kabar?” atau “Mau kemana?”. Elias yang menjawab lebih dulu dengan suara tegas.
“Dengan punya agama…”
“Kalau saya pilih… dengan berdoa.” Azzuhri agak merenung, seolah dia tidak yakin.
“Bagaimana mungkin orang tahu cara berdoa kalau tidak punya agama?” Elias mengerling Azzuhri, “jadi yang pertama adalah agama dulu dong!”
Azzuhri mengangkat tangan, tersenyum, dia memang selalu malas berdebat, apalagi dengan Elias. Sebab temannya itu seolah punya kemampuan tersembunyi untuk memenangkan debat, tebakan, dan taruhan. Bukan berarti dia tidak pernah kalah, tapi memang Elias jarang kalah.
“Oke, dengan punya agama, sepakat!”
Kirani tersenyum, “Nah, itu juga yang aku lakukan…”
“Dengan punya agama? Memang agamamu apa?” Elias memotong
“Agamaku Islam! Jangan dipotong dulu dong!”
“Oke, maaf… teruskan…”
“Cara manusia beribadah itu beda-beda, dan beribadah pun banyak jenisnya. Itu yang aku cari, bagaimana cara beribadah yang baik dan benar. Nah sebagai orang Islam tentu aku beribadah sesuai dengan cara Islam kan? aku hampir tersesat dengan sangat parah.”