Meja Bundar

Hendra Purnama
Chapter #18

Bagian 16: PUTARAN KETIGA

Kirani mendelik ketika melihat mereka berdua.“Kalian dari mana?! Beli minum ke gurun sahara?”

Elias tersenyum, menghempaskan tubuhnya di kursi, “Santai, tadi ngobrol dulu. Kenapa? kamu nggak ada yang godain kan?”

”Laki-laki tuh ya, suka ngejek perempuan tukang ngerumpi lah, kalau ngobrol lama, suka muter-muter nggak jelas, kalian sendiri begitu. Dasar laki-laki!”

“Ah, itu tadi pertanyaan yang terlalu menggeneralisir, bias banget maksud kamu nggak jelas, apa mau mencela aku dan Asu? atau mau mencela semua laki-laki di dunia?”

“Sama saja!”

“Nggak lah…”

“Kalian, ngobrol apa sih sampai lama banget?”

Elias menoleh ke arah Azzuhri “Kasih tahu dia.”

“Kita bicara soal… cerai.”

“Cerai? Siapa yang cerai?”

“Tuh…” Azzuhri menunjuk Elias

“Kamu sudah cerai?”

Elias mengangguk, “Pernikahan aku nggak terlalu lama, yah… sesuatu yang dimulai dari judi memang nggak akan tahan lama. Gampang habisnya!”

Pembicaraan mereka terhenti sejenak ketika pelayan datang menghidangkan minuman. Azzuhri dan Kirani mencicipi minuman itu, dalam hati masing-masing mengakui kalau minuman pilihan Elias itu enak.

“Kamu yang pilih minuman ini?”

“Ya, enak kan?”

“Lumayan…” Kirani menyedot sedikit lagi “Teruskan ceritamu.”

Elias membetulkan letak duduknya.“Eh, kalian suka Rhoma Irama? Lagunya? Atau mungkin filmnya?”

“Tuh kan kebiasaan dia, ditanya kemana, jawab kemana!”

Elias tidak mempedulikan ocehan Kirani, dia bicara sambil mengaduk minumannya “Menurutku lagu-lagu Rhoma Irama adalah dangdut yang elegan. Kata-katanya bermakna, musiknya juga kaya. Bukan modal ketipung dan keyboard yang bisa menirukan segala alat musik. Lagu-lagu cintanya romantis. Dan lagu-lagu dakwahnya mengena.”

“Sejak kapan kamu jadi pengamat musik dangdut?”

“Bukan pengamat musik dangdut.... Aku menikmati segala jenis musik. Termasuk dangdut. Dan dari sekian banyak penyanyi dangdut, Rhoma Irama salah satu yang luar biasa. Dia sudah menciptakan lebih dari seribu lagu!”

“Kamu tahu dari mana? Yakin seribu? Kamu pernah dengar semua?”

Elias menggeleng, “Aku cuma pernah dengar sekilas di infotainment”

Lihat selengkapnya