Meja Bundar

Hendra Purnama
Chapter #25

Bagian 23: INTERLUDE

“Oke kita lanjut ke…” Elias melihat catatannya lagi, “pernyataan yang menurut aku paling menarik. Kata Kirani, dia mandi lima kali sehari. Aku bilang bohong, Asu juga berpendapat sama, jawabanmu?”

Kirani memandang kedua temannya, “Ada yang mau mengeluarkan argumen tambahan? Tidak akan mempengaruhi jawabanku, tapi ya siapa tahu ada yang masih penasaran.”

Azzuhri meneguk sisa minumannya, lalu bicara, “Tadinya saya mau bilang dia jujur, karena saya ingat ada kisah yang mengumpamakan shalat lima waktu itu seperti mandi lima kali di sungai dekat rumah kita. Jadi asumsi awal saya, mandi itu adalah kiasan untuk shalat. Itu lebih mudah dipercaya. Tapi karena dia sendiri bilang kalau itu adalah benar-benar mandi, dan bukan sekedar kiasan... hm... bagaimana ya. Saya rasa itu berlebihan.”

“Persis. Aku juga berpikiran seperti itu,” Elias menimpali.

“Oke… aku jujur, sejujur-jujurnya!” Kirani tersenyum, ada rasa pahit di senyumnya, dia tahu tapi dia tidak pedulikan, “Kalian dapat 0 semua!”

Elias menuliskan angka di kertas catatan. “Kamu tahu, untuk pernyataan ini aku tidak peduli berapa nilai yang kudapat, aku cuma mau tanya…”

“Kenapa aku bisa mandi lima kali sehari? Begitu?”

“Soalnya itu aneh, betul kan Su?” Elias menoleh ke arah Azzuhri, yang ditoleh mengangguk

“Bahkan setelah aku cerita pernah sakit jiwa, kalian masih anggap itu aneh?”

“Pasti ada sebabnya, kalau kita berdua boleh tahu…” Azzuhri bicara perlahan, dia tidak ingin Kirani merasa dipojokkan atau diinterogasi. Kalau dia tidak mau cerita ya tidak apa-apa, itu hak dia, tapi memang saya penasaran, sejauh apa trauma yang dia alami sampai jadi seperti itu?

“Aku bukannya tidak mau cerita, Ri…”

“Oke, pertanyaannya saya ganti… kenapa harus setiap mau shalat saja? bukan setiap mau makan, misalnya.”

“Karena untuk shalat kita harus dalam keadaan bersih kan? Kalau bisa tidak hanya wudhu, baju pun harus bersih, kalau bisa sikat gigi, betul?”

Lihat selengkapnya