Kirani masuk lewat pintu kaca di samping lobby, dia menggeretakkan gigi, hampir tidak percaya aku harus mengulang perjalanan ini!
Dia berbelok ke arah tangga, aku tidak perlu lift, kenapa juga aku harus cepat-cepat sampai di sana? Dengan tutup mata pun aku bisa sampai di kamar 318! Dua kali naik tangga, belok ke kanan, menyusuri lorong, belok ke kanan lagi di antara kamar 303-304, masuk lorong pendek, belok kiri sedikit, lewat dua kamar dan sampai di kamar 318, paling ujung, dekat dengan tangga darurat. Ayolah! Kirani menutup mata sambil melangkah, tapi sekejap kemudian dia membukanya, dia merasa sedikit bodoh dengan kelakuannya sendiri.
Di tangga pertama, Kirani menatap lagi karpet merah yang sedang diinjaknya, di saat-saat seperti ini aku merasa perlu Neuralyzer[1], kapanpun aku melihatnya di toko online, pasti kubeli sebanyak yang aku bisa!