Meja Bundar

Hendra Purnama
Chapter #57

Bagian 55: PUMPUN

Elias duduk bersila, lembar penilaian terbuka di hadapannya. Ini babak terakhir. Ada gejolak untuk segera mengetahui hasil akhir. Tapi ini bukan lagi soal kesenangan saat mengetahui tebakan kita benar atau salah. Elias tahu bahwa di titik ini semua bukan lagi permainan.

Saat ini Elias berpikir tentang kematian. Kematian adalah keniscayaan yang bagi banyak orang tampak menakutkan.

Menakutkan, karena keterbatasan informasi tentang apa yang terjadi saat mati membuat kita mereka-rekabayangan sendiri. Baik bayangan bebas sesuai imajinasi atau merujuk kata-kata Tuhan di kitab suci.

Elias berpikir, sebenarnya—dalam sudut pandang permainan sekalipun—sungguh aneh bahwa mereka bertiga tiba-tiba bicara tentang mati. Keinginan untuk mati. Pola-pola seperti yang terjadi pada babak ketiga ini bukanlah sesuatu yang umum kulihat di permainan Sincerity.

Lihat selengkapnya