Meja Otopsi

Fitriyani
Chapter #14

Chapter 14# Jaringan Yang Hilang

Hujan turun tipis di luar jendela ruang arsip yang berdebu. Bau kertas tua bercampur lembab seakan menyembunyikan sesuatu yang lebih pekat dari sekadar dokumen. Aku menelusuri lembar demi lembar laporan yang hampir pudar tintanya. Mataku berhenti pada beberapa nama yang terasa akrab, nama yang dulu hanya kudengar dari bisikan ibu ketika menahan tangis.

"Ardi," suaraku bergetar, "lihat ini."

Ardi mencondongkan tubuh. Lembar itu mencatat sebuah operasi militer tahun 2003, diberi sandi Operasi Rasius. Korban sipil dalam jumlah besar, lokasi dirahasiakan, dan catatan yang dipangkas setengah, jelas ada yang sengaja disembunyikan. Namun ada pola yang membuatku tercengang: nama korban pembunuhan hari ini, dan ketiga korban sebelumnya, semuanya muncul di daftar ini.

Bukan sebagai korban.

Tapi sebagai pelaksana.

"Jadi… semua korban pembunuhan kita adalah bagian dari operasi ini?" Ardi menegakkan tubuh, wajahnya tegang.

Aku mengangguk, tanganku gemetar memegang kertas. "Mereka bukan sekadar tentara biasa. Mereka pernah terlibat langsung dalam operasi hitam yang bahkan negara pun pura-pura tak pernah mencatatnya."

Aku membaca lebih lanjut. Di bawah nama-nama pelaksana, ada daftar lokasi: Cot Murong, Hutan Meurah Dua, Gampong Ulee Blang. Semua tempat yang baru saja kami kunjungi. Semua tempat di mana kami menemukan kuburan massal.

Keheningan merayap. Hanya suara tetes hujan di seng tua yang terdengar.

"Kalau benar begini," Ardi berbisik, matanya menatapku tajam, "maka pembunuh sekarang bukan pembunuh acak. Dia... sedang membalas dendam."

Kata-kata itu menghantamku seperti pukulan ke dada. Vigilante justice. Seseorang yang kehilangan keluarga dua puluh tahun lalu, kini memburu mereka yang bertanggung jawab, satu per satu.

"Tapi kenapa sekarang?" tanyaku, lebih pada diriku sendiri. "Kenapa setelah dua puluh tahun Aceh damai?"

Ardi menatap dokumen lagi. "Mungkin karena baru sekarang mereka merasa aman. Baru sekarang mereka berpikir tidak ada yang akan mengingatnya lagi."

Lihat selengkapnya