Melancholie

GRISZY
Chapter #2

Kenangan

Selepas dari kedai eskrim itu, Kenan dan Keira pulang kerumah. Hujan masih terus mengguyur kota London. Ramalan cuaca sedang buruk menurut siaran radio yang Kenan putar di mobil tadi.

"Good afternoon, Sir." sapa seseorang saat Kenan melangkah lebih dulu masuk kedalam rumah.

"Good afternoon. Apa rumah sudah bersih?" Kenan bertanya sambil berjalan memasuki rumah besar itu.

"Done, Sir. Kolam renang pun sudah saya bersihkan. Hari ini jadwalnya nona Keira renang dengan private coachnya."

"Oke, bi. Bibi boleh pulang. Biar saya yang temani Keira hari ini."

"Baik, tuan. Kalau begitu saya dan suami pamit dulu."

"Ya, terimakasih." Jawab Kenan tak lupa melempar sedikit senyum nya ke wanita yang kira kira berusia 50an itu.

Dia Rose, pembantu pulang-pergi yang di sewa Kenan. Jack, suami Rose juga bekerja disana sebagai supir yang dibutuhkan Kenan saat tidak bisa menjemput Keira. Pasangan suami istri ini sudah bekerja dirumah itu sejak Kenan dan Keira pindah ke London 10 tahun lalu.

"Papi.." panggil gadis imut kesayangan Kenan.

"Whats wrong, baby?" jawab Kenan sembari meletakkan tas kerja dan tas sekolah Keira di sofa ruang keluarga. Ia duduk mengistirahatkan badan disana.

"There's a box in your car. What is this?" Keira mengangkat satu kotak berwarna biru dongker.

Persis kamu Mei, batin Kenan. Ia melihat putri nya berjalan ke arahnya sambil terus memandangi box itu dengan mimik penasarannya. Ia tau setelah ini akan di cecar beberapa pertanyaan. Dan benar saja, si mungil berkokok dihadapannya, "Dari siapa, pi? Apa isi kotak ini, pi? Kenapa kotaknya agak besar? Apa yang ngasih perempuan? Apa Kei boleh buka ini? Mungkin papi nggak suka sama isinya makanya papi abaikan."

"hahaha tanyanya satu satu, baby. Gimana papi bisa jawab kalau pertanyaanmu lebih panjang dari kereta api?" jawab Kenan dengan tawa renyahnya.

"Ish, papi! Kei serius!" gadis itu sudah mengerucutkan bibirnya. Ia pun duduk di samping Kenan. Tak sabar menunggu jawaban papinya itu.

"Oke-oke. Papi jawab satu satu. Ayo tanya ulang."

"Ini dari siapa?", Keira memulai ulang pertanyaannya.

"Dari klien papi."

"Apa isinya?"

"Girls stuff, for you." jawab Kenan santai sambil meraih remote tv.

"For me? Gimana bisa?" tanya Keira makin penasaran.

"Klien papi tau papi punya anak perempuan. Dia bilang dia nemuin barang lucu itu. Dia belikan untuk Keira."

"Ah, Kei tau. Pasti yang ngasih ini perempuan ya?", Keira memasang wajah kepo maksimal.

"That's right, baby. Papi nggak kasih itu ke kamu karena papi bisa belikan yang lebih mahal dan lebih bagus."

"Boleh Kei buka, pi?"

"Sure." jawab Kenan singkat.

Keira membuka kotak itu. Terlihat beberapa barang disana. Satu persatu di keluarkan. Ada jam tangan, ikat rambut, gelang dan yang paling besar kaos berwarna fuschia. Warna cantik perpaduan merah dan biru, magenta sebutan terkenalnya.

"Eum.. Kenapa yang kasih ini tau warna kesukaan Kei, pi? Apa papi dekat sama Klien ini?" tanya Keira sambil membentangkan kaos itu.

"Semua klien papi coba deketin papi bukan?" Kenan mengeluarkan nada sombong nya. Keira tiba tiba melirik tajam.

"Besar kepala sekali papi ini!"

"Hahaha itu kenyataannya, baby. Siapa yang nggak mau deketin papi? Papi tebar senyum sedikit juga mereka kaya ikan kehilangan airnya hahaha" ujar Kenan makin sombong.

"I don't like it, papi. Papi kirim aja ini untuk dedek Zean." gadis itu kembali memasukkan kaos ke box.

"Okey, noted! Besok papi kirim ke Kanada. Sekarang masuk kamar terus mandi. Mr.Joe datang jam 4 kan?" seru Kenan.

"Hehehe papi..." Keira memasang senyum kuda nya.

"Malas ya? Yaudah nanti papi telepon Mr.Joe dan suruh dia untuk reschedule. Lagian diluar hujan, papi nggak mau anak papi sakit berenang pas hujan gini."

"Ah, papi. Papi itu emang papi terbaik di dunia! hihihi" dua jempol milik Keira terangkat.

"Hahaha cukup pujian nya, baby. Mandi sana, bau mu bisa tercium sampai rumah opa Bimando di Indonesia"

Lihat selengkapnya