1.
Senin pagi, awal perkuliahan dimulai. Aku yang tak sadar ternyata waktu sudah pukul 9 pagi. Sontak aku kaget dan langsung lompat dari ranjang tidur ku segera mandi. Ditengah-tengah saat aku mandi, aku berfikir tidak jadi ke kampus. Biasanya awal di kampusku, absensi kelas berlaku 2 minggu setelah jadwal perkuliahan. Tetapi tergantung dosennya juga sih, tapi sudahlah. Kemudian selepas mandi aku tidur kembali. Aku bukan malas, tapi kemungkinan saat itu Syaitan-syaitan yang menggoda ku untuk tidur kembali. Hahaha.
Panas sekali. Aku terbangun dari tidurku. Badan ku sedikit berkeringat. Saat itu Lhokseumawe sedang panas-panasnya. Kaya tetangga yang iri lihat sebelah rumahnya beli mobil. Hahaha. Bercanda. Tapi ini serius, aku terbangun karena kepanasan. Bahkan kipas angin ku sampai tidak kerasa. Aku langsung saja beranjak pergi ke kamar mandi dan segera mandi agar badan segar kembali.
Selagi aku mengenakan baju. Aku memanaskan motor ku. Sudah lama tidak dipakai. Sebelumnya, aku sedikit kepayahan menyalakan motorku tapi Alhamdulillah akhirnya nyala juga. Jujur, aku tidak begitu mengerti mengenai mesin-mesin motor. Aku hanya tau bagian luarnya saja. Seperti body dan lainnya. Aku sempat berfikir, aku laki-laki tapi aku ga ngerti soal motor. Malu rasanya. Tapi ga jadi, karena aku bukan montir. Kalau aku montir ga paham mesin motor baru aku malu. Hahahaha.
2.
Kampus cukup ramai. Aku mendapatkan kabar bahwasannya telah dibuka magang mandiri. Aku berangkat bersama Rinal. Sesampai dikampus aku mengurus persyaratan magang. Aku menemui Kak Nia untuk mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan. “Kak, berkas Cuma ini aja kan?” Ucapku sambil meletak berkas tersebut di meja Kak Nia. “Iya dek”. Jawab Kak Nia dengan mata yang sedang ke layar komputer. Oiya, Kak Nia yang ku maksud adalah Staf bagian akademik. Bagian kemahasiswa kak Nia yang menghandle.
Selepas dari kampus, aku bersama Rinal dan beberapa teman yang lain lanjut ngopi sekalian makan siang. Kami bergerak menuju kafe Menso. Salah satu kafe yang terjangkau dikantong anak kuliahan. Terlebih kafe tersebut cukup aesthetic. Aku paling suka sambel ayam penyetnya. Kalian harus coba. Hahaha. Tapi itu bagi lidah ku. Beda lidha beda rasanya. Beda selera. Hehehe.
Setelah menunggu beberapa hari, berkas magang ku di ACC oleh pihak prodi. Aku lulus semua berkasnya. Ada juga yang tidak di ACC. Contohnya Janto. Dia ada beberapa Mata kuliah wajib yang tidak tuntas. Itu syarat utama. Aku rasa senang sekali. Akhirnya aku bisa pulang ke rumah ku lagi bertemu dan berkumpul dengan keluarga ku. Hahaha. Salah satu trik yang bagus menurut ku.
“Cemana? Di ACC boy?” Tanya Rinal saat kami makan di kantin kampus.
“Mantap boy”.
“Jadilah kau pulang kampung ya”.
“Itulah dia alasan ku ngambil magang”.