Melawan Lupa Mereka Bilang Ayahku Penghianat

Emma Kulzum
Chapter #1

Anakku Hilang Kabar Di Tengah-Tengah Kerusuhan

"Bakar ... bakar ... bakarrr !"

Kobaran api terlihat di mana-mana. Asap hitam menyelimuti kota, mengepung setiap sudutnya. Lautan manusia memenuhi jalanan, terlibat dalam bentrokan yang tak terhindarkan.

Teriakan provokatif terdengar di seluruh penjuru. Massa yang tak terkendali melakukan aksi brutal tanpa pandang bulu, merusak apa saja yang mereka temui. Toko-toko, rumah-rumah, dan mobil-mobil dibakar habis oleh kemarahan yang membabi buta.

Jalanan dipenuhi oleh puing-puing barang-barang, kendaraan, dan toko-toko yang telah dirusak serta dibakar oleh massa.

Pemandangan mengerikan terlihat jelas, dalam sekejab kota yang indah berubah menjadi kota yang mengerikan.

Gedung-gedung yang tadinya berdiri kokoh dan megah kini terlihat hancur, dengan jendela-jendela kaca yang pecah dan pintu-pintu yang sudah dijebol. Asap tebal menyelimuti kota.

Orang-orang berkerumun dengan mata nanar dan emosi yang menyala-nyala, berteriak-teriak, dan berlari ke sana kemari dengan batu dan kayu di genggaman. Mereka merusak segalanya tanpa belas kasih.

Langkah kaki berlarian kocar-kacir, mengejar dan dikejar antara para demonstran, petugas keamanan, serta oknum-oknum lainnya.

Bentrokan fisik tak terelakkan. Suara teriakan, pekikan, dan bentrokan memecah langit kota. Sirene kendaraan petugas dan ledakan bom gas air mata semakin menambah suasana mencekam.

Raut wajah orang-orang menunjukkan rasa marah, ketakutan, dan kebingungan bercampur dalam pekat asap dari material yang terbakar dan juga gas air mata.

Kerusuhan semakin meluas, menciptakan suasana yang sangat berbahaya. Penjarahan, pembakaran, dan kekerasan terjadi di mana-mana.

Massa tidak terkendali. Di tengah kepanikan orang-orang awam, terlihat bahwa kerumunan massa tetap berusaha bertahan dan memperjuangkan tuntutan mereka dengan persenjataan seadanya, seperti spanduk, toak, poster, dan peralatan biasa yang digunakan untuk menyampaikan aspirasi atau protes mereka.

Mereka tidak gentar, tidak goyah, tidak mundur. Walau lawan mereka bersenjatakan lengkap, pentungan, gas air mata, dan senjata api.

Lihat selengkapnya