Pandangan Finde dan Herdy mengarah ke sekitar sekolah. Tidak ada siapa-siapa selain beberapa murid yang bermain di halaman. Kemudian tertuju ke jalanan, juga hanya ada kendaraan lalu lalang. Mereka menatap heran pada Nida. Di sudut hati Finde, dia merasa iba dengan tingkah laku keanehan milik si bocah.
Nida mendengus, lalu menutup matanya dengan kedua telapak tangan. Kepala digelengkan, seolah ada yang tidak diinginkan. Namun, sepasang suami-istri itu belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Awalnya tampak aman-aman saja. Kali ini sangat berbeda. Bahkan tanpa sebab akibat.
"Nida ... udah bisa kita pulang?" Herdy menanyakan agar Nida bisa tenang.
"Tunggu, Pak." Belum juga melepaskan telapak tangan dari wajah.
Finde menahan mual setelah lama beranda di mobil. Sejak mengandung, banyak sekali kejanggalan yang dialaminya. Jika berada di mobil, dia akan mual seperti orang yang tidak biasa. Dia mencoba meminum seteguk air mineral dari botol kemasan sebagai penawar.
Nida membuka matanya, tiba-tiba dia melihat seorang wanita di halaman sekolah. Dia lupa-lupa ingat dengan wanita itu. Hatinya tergerak untuk turun dan menyapa wanita itu. Bisikan itu terus berbisik, tidak bisa menolaknya.
Bocah itu membuka pintu mobil dan menghampiri. Finde dan Herdy ikut turun dan memastikan apa yang dilakukan Nida pada wanita yang tidak dikenal.
"Hai, Tante," sapa Nida.
Wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah Nida. Dengan perlahan dia memperhatikannya.
"Nida? Ini Nida, kan?" Wanita itu bisa menebak dengan tepat.
"Tapi, aku lupa siapa Tante."
Wanita itu memberikan senyuman, lalu berkata, "Ini Bu dokter yang merawat kamu di rumah sakit. Kamu ingat?"
"I-iya, iya. Bu dokter yang sering bikin aku ketawa?"
"Bener," jawabnya singkat. "Eh, Nida. Kamu ingat nggak waktu kamu ngelarang Ibu pulang. Kenapa saya nggak nurutin kamu, ya. Saya jatuh ditabrak motor juga. Lihat, nih, kaki saya." Dia menunjukkan bekas luka di kakinya.
"Maaf, Mbak siapanya Nida, ya?" tanya Finde untuk berhati-hati. Zaman sekarang banyak yang berpura-pura kenal dengan berbagai modus.
"Owh, saya dokter yang pernah menangani Nida waktu dirawat di rumah sakit. Kebetulan, saya sangat dekat dengan dia. Banyak hal yang sudah saya ketahui tentang Nida. Ya, kan?" Wanita itu membelai rambut bocah tersebut.
Finde mengulurkan tangannya untuk menjabat dokter tersebut. Wanita itu menyambut hangat dengan senyuman mengembang.
"Kenalkan, saya Ibu angkat Nida saat ini. Saya menampungnya sudah hampir tiga minggu. Tapi saya nggak tau siapa orang tua kandungnya."