Melepas Bayangan

Nurul Fitria
Chapter #1

#1

“Kak Rena, ayo ikut mobil kita aja,” ajak Chika sambil menjulurkan kepalanya dari jendela mobil Ferdy, pada Rena yang hendak membuka pintu mobil Nando.

“Gak usah Ka, tar mobil gue sempit!” seru Ferdy dari belakang setir dengan seringainya yang menyebalkan.

“Iih, siapa juga yang mau ikut di situ. Ogah, mending di sini, banyak cemilan! Kalian duluan aja Chika, kita ngikutin kok,” tolak Rena menjulurkan lidah pada pria di samping Chika.

“Makanan mulu yang dipikirin, lo kan baru beres makan di hotel barusan. Tambah melar lo!” Ferdy belum puas meledek Rena yang tubuhnya memang sintal berisi.

“Jangan diambil hati ya omongan Ferdy, lebay dia.” Chika merasa tak enak pada sahabat kekasihnya itu.

“Nyantai aja, dia memang gak mau diganggu kalau lagi berduaan sama lo. Sampai ketemu di Bandung yaa!” seru Rena dari jendela mobil Nando.

“Okay, bye ...!” balas Chika. Ferdy melajukan mobilnya sambil memeletkan lidah menggoda Rena yang tersenyum masam.

Rena dan teman-temannya sedang dalam perjalanan pulang ke Bandung sehabis menghadiri resepsi pernikahan teman mereka di Hotel The Ritz Carlton Jakarta. Rena ikut di mobil Nando, bareng dengan Benu, sedangkan Ferdy berdua dengan Chika. Langit malam minggu Jakarta yang cerah berubah begitu memasuki jalan tol. Arak-arakan awan yang membawa benih hujan sudah tidak sanggup menahan jutaan kandungan airnya membuat curah air berintensitas sedang mengguyur jalanan dan udara panas lembab berganti menjadi sejuk.

“Ren, lo kok sok sendu gitu sih ngelihatin ke luar jendela. Itu keripik kentang dicuekin aja? Tumben, biasanya gue dapat sisa bubuknya doang.” Benu yang duduk di belakang membuyarkan lamunan Rena dan menyambar kantong keripik kentang di pangkuannya.

“Hmm, abisin aja Nu,” jawab Rena datar kembali menatap suasana kota Jakarta yang berselimutkan hujan.

“Hei, jangan dengarin si Ferdy. Makan mah makan aja kali Ren.” Hibur Nando yang menyadari perubahan mood Rena melirik dari samping sambil menyetir.

“Dia benar juga sih Nan, kita kan baru makan banyak tadi.” Rena menghela napas memandangi tubuhnya yang berbobot enam puluh kilo dengan tinggi hanya 153cm membuatnya terlihat pendek dan lebar.

“Yah Rena, gak asyik deh lo mellow gitu. Yakin nih rela kentangnya gue habisin?” Goda Benu bersiap menyuap segenggam besar keripik.

“Berisik Benu!” Rena berbalik dan sigap merebut kantong keripik itu. Benu tertawa kencang dan suasana di mobil Nando menjadi berisik dengan segala guyonan ketiga manusia itu.

Hujan yang turun sedari tadi di sepanjang jalan tol Cipularang makin bertambah deras membuat titik-titik air yang jatuh bagai jutaan jarum yang menghunjam. Malam yang gelap pekat disertai angin kencang membuat pandangan Ferdy terhalang. Walaupun sudah menyalakan lampu jauh dibantu kipas kaca mobil yang setia bergerak ke kiri dan ke kanan tak membuat rinai hujan yang menerpa kaca mobil menipis, membuat Ferdy menjalankan mobilnya dengan kecepatan rendah.

Suasana hening yang sedari tadi menyelimuti dalam mobil terdistraksi dengan suara Chika yang lembut.

Lihat selengkapnya