Melepas Bayangan

Nurul Fitria
Chapter #3

#3

Jam makan siang sudah berakhir setengah jam lalu, akan tetapi tiga orang pejuang skripsi terlihat masih betah menempelkan bokong mereka ke kursi makan panjang dari kayu di depan warteg langganan mereka di seberang kampus.

"Jadi lo udah bab berapa Nu?" tanya Rena menyeruput es campurnya dengan lahap.

"Aah, dosen rese! Bab-i! Alias Bab 1! Gue gak maju-maju. Ini udah revisian ketiga." Benu si pipi gembul mencak-mencak menggerogoti tulang paha ayam gorengnya.

"Lo gimana Nan?" Rena melirik Nando sambil menyendok sebongkah alpukat yang terlihat menggoda.

"Lagi bikin kuisioner. Lo licik Ren, udah dapat jadwal sidang." Nando merengut mendorong kacamatanya yang melorot, menoleh pada sahabatnya itu sambil menghabiskan teh manis dinginnya.

"Lha, gue kan udah ngajakin dari kapan tahun, lo berdua sih pada ogah-ogahan. Ya sori dori mori gue tempur duluan." Gadis manis bertubuh montok itu tertawa mengejek.

"Yah gue masih mending, daripada tuh ... lihat, teman kita yang satu itu, masih betah ngulang entah berapa SKS." Tunjuk Benu dengan dagunya pada lelaki dengan tinggi 178cm, bertubuh atletis dengan otot lengan dan perut yang tercetak samar di balik kaos bodyfitnya yang menyebrang jalan mendekati lokasi mereka.

"Woi, belum kelar juga makan? Udah berapa ronde neng?" Tanpa basa-basi lelaki berkulit coklat eksotis itu duduk sambil meminum teh panas Benu, menggeleng memerhatikan gaya Rena makan.

"Bukan urusan lo!" jawab Rena mendelik dan meneruskan menikmati makanan penutupnya.

"Tumben lo ngampus, bro?" tanya Nando mengernyit karena mereka tidak melihat Ferdy selama hampir dua minggu.

"Lagi bosan aja di rumah," jawab Ferdy cuek mengibaskan buku yang ia pegang ke arah lehernya, berusaha mengusir keringat yang mengumpul akibat gerahnya cuaca siang itu.

"Kapan mau maju skripsi?" Pertanyaan Rena membuat kipasan buku di tangan Ferdy terhenti.

"Gak orang rumah, gak elo, pertanyaannya gak mutu banget ya?" Ferdy melirik sinis.

"Kenapa sih Fer, kok nyolot?" Rena menghentikan suapannya menatap heran pada lelaki di depannya itu.

"Mau gue skripsi kek, ngulang kek, DO kek, apa urusan lo?" Nada suara Ferdy semakin tinggi.

Lihat selengkapnya