Melepas Bayangan

Nurul Fitria
Chapter #10

#10

Sudah jumat lagi dan disinilah Qiren, mengikuti Alin bagai kerbau dicucuk hidung, berada di salah satu klab malam yang sedang menyelenggarakan acara ladies nite khusus untuk bankir.

"Ren, tampang lo lesu amat? Gue ajak kesini kan buat senang-senang. Udah gak usah pikirin kerjaan, nanti aja Senin."

"Kok kepala gue makin mumet ya lo bawa kesini, mana musiknya kencang banget. Ini minuman gak ada yang normal dikit apa?" Qiren memeletkan lidahnya dan mengerutkan keningnya merasa tenggorokannya terbakar setelah mencicipi minuman Alin.

"Mau apa lo? Long island?"

"Soda aja deh, gue bawa motor nih, gak mau oleng gue."

"Yakin lo?" Goda Alin menyenggol lengannya.

"Please deh Lin ..."

"Ya oke, tunggu!"

"Nah, sekarang lo cerita, ada masalah apa?" Todong Alin begitu ia kembali membawa segelas soda.

"Lo ingat gue pernah cerita tentang Harry?"

"Kenapa dia?"

"Dia nelepon gue setelah sekian lama. Gue bingung gimana kudu bersikap sama dia."

"Dia putus sama ceweknya?"

"Justru nggak. Somehow pernikahannya ditunda, mereka lagi sering cekcok, dan dia mendadak kangen gue. Goblok ya?"

"Jadi dia nyari lo buat pelarian? Not again Ren! Lo mau mengulang perselingkuhan itu? Lo gak capek dijadiin kedua sama dia? No ... atau mungkin lo jadi yang ketiga? Kelima?" Nada Alin meninggi dan menenggak minumannya hingga habis.

"Gue udah menjauh dari dia, gue udah relain dia sama ceweknya, tapi ... mendengar suaranya lagi gue gak kuat Lin ... rasa ini ..."

"Stop, gak ada pembenaran buat kasus lo. Coba lo berpikir dari posisi ceweknya. Bagaimanapun lo gak akan tenang nantinya. Jangan kasih hati, lo harus tegas sama si Harry itu."

"Yaa, gue tahu ... ngerti ..."

"Masih ada yang ganjel kan?"

"Kok tahu?"

"Kenapa lagi?"

"Anak baru itu ... Ferdy ..."

"Kerjanya gak bagus? Dia ngelecehin lo?"

"Kerjaan mah oke, dia juga sopan."

"Lantas?"

"Entahlah, ngelihat dia bawaannya kesal aja gitu."

"Hmmm, lo ada rasa yaa sama dia?" Alin menebak setelah menganalisa gejala yang biasa timbul pada orang berusaha menghindar dari rasa suka pada seseorang.

"Heh ... kenapa ngelantur?" Qiren menaruh gelas sodanya yang sudah kosong dalam tiga kali teguk dengan sedikit gebrakan menandakan ia tambah kesal dengan ucapan Alin.

"Lo gengsi kalau ketahuan suka ya? Gapapa Ren, Dia target yang tepat buat lupain si Harry. Toh, si Ferdy nya juga single kan? Termasuk ganteng pula, masa depan cerah, ya udah sih, sikat aja," Saran yang lebih terlihat sebagai pemaksaan itu membuat Qiren menggeleng.

Lihat selengkapnya