Melepas Bayangan

Nurul Fitria
Chapter #17

#17

Ferdy muncul di lobi hotel keesokan harinya dengan penampilan berantakan. Semalaman ia meninggalkan diri dari rombongan dan memilih menyendiri di pinggir pantai bertemankan selusin bir dingin, memikirkan apa yang telah ia lakukan pada Qiren.

"Mas Fer! Buset, kusut amat? Pesta semalaman? Cepat mandi, setengah jam lagi pergi outing!" kata Bowo yang baru keluar dari lift dan berpapasan dengannya.

"Tim kita sudah kumpul semua?" tanya Ferdy lesu.

"Hanya kita bertiga. Mbak Qiren pulang duluan ke Jakarta tadi subuh, ada urusan keluarga penting katanya." Penjelasan Bowo menghentikan langkah Ferdy yang hendak menekan tombol lift. Ferdy menyeret kakinya keluar dan mendorong Bowo ke tembok.

"Hah? Apa maksudnya dia pulang?" tanya Ferdy panik dan marah.

"Hei, calm Bro! Gue juga tahu dari Yuni. Mbak Qiren minta izin ke Pak Bos untuk pulang duluan. Lo ada masalah sama Mbak Qiren?" Bowo mengernyit curiga.

"Argh! Bowooo!" Ferdy mengguncang bahu Bowo berulang kali dengan kesal.

"Apaa?" Bowo makin bingung melihat sikap Ferdy.

"Sudahlah, gue mandi dulu." Ferdy menurunkan cengkraman tangannya di bahu Bowo dan kembali masuk lift dengan kepala ditekuk.

"Lhaa??" Bowo tidak jadi bertanya lebih lanjut karena pintu lift sudah menutup.

Ferdy membiarkan kucuran air dingin dari shower menghunjam kepalanya tanpa henti. Kilasan insiden ciuman itu berkelebat lagi di benaknya. Kenapa ia mencium Qiren tanpa pikir panjang dan salah mengira wanita itu sebagai Chika? Benar-benar satu kesalahan besar.

Acara jalan-jalan yang sangat menyiksa bagi Ferdy. Sepanjang perjalanan, di tempat-tempat wisata, ia hanya melamun dan berekspresi datar. Rayuan Dissa sang primadona treasury medan juga bergeming. Ferdy menatap ponselnya dan bolak balik menulis pesan untuk Qiren dan menghapusnya lagi hingga akhirnya tak ada satupun pesan yang jadi dikirim. Mengirim pesan pun percuma karena Ferdy hafal tabiat Qiren saat benar-benar marah, ia akan mematikan ponselnya dan mengabaikan semua pesan dan telepon yang masuk.

Penerbangan Bali-Jakarta ditambah jauhnya jarak dari bandara menuju kosannya membuat Ferdy tiba pukul dua belas malam. Penat badan dan pikiran bercampur, Ferdy menjatuhkan diri langsung ke kasur tanpa mengganti bajunya dan langsung terlelap.

***

Lihat selengkapnya