Melepas Bayangan

Nurul Fitria
Chapter #19

#19

Risiko mempunyai kekasih di lain negara adalah kurangnya kuantitas pertemuan. Memang, Nando rutin melakukan panggilan video, mengirim pesan, bahkan membanjirinya dengan hadiah yang memenuhi apartemen kecilnya, tapi tetap saja tidak dapat menggantikan sensasi bertemu langsung layaknya sepasang kekasih. Qiren terlihat muram setelah mengakhiri panggilan video berdurasi lima belas menit itu. Menyebalkan, karena biasanya mereka bisa saling bertukar cerita hingga satu jam lamanya, tapi kali ini Nando sedang dalam hari-hari menuju tenggat pekerjaannya sebagai seorang kontraktor sehingga waktu untuk saling menyapa pun terbatas.

Qiren berbaring menelungkup, memandang foto mereka berdua yang terpampang di ponselnya. Foto yang diambil di hari pertama mereka berubah status dari sahabat menjadi pacar. Foto sehari setelah Nando mengungkapkan isi hatinya, dan keesokan harinya Qiren menerima permintaan sahabatnya itu. Foto dengan latar Marina Bay Sands di kala malam, dengan kerlap-kerlip lampu gedung menghiasi membuat foto mereka yang saling memandang itu terlihat romantis.

Kini sudah genap enam bulan mereka berpacaran jarak jauh dan Qiren baru menyadari bahwa selama ini hanya ciuman di kening sebanyak dua kali yang diberikan Nando padanya. Saat di Marina Bay Sands dan di bandara saat mengantar kepergiannya kembali Jepang. Agak malas, Qiren beranjak menuju meja riasnya, memakai bando berbentuk telinga kelinci berwarna biru muda dan mulai mengoleskan krim pembersih wajah di wajahnya yang mungil. Imajinasinya berkelana sembari menepuk-nepuk serum berkolagen di pipinya, membayangkan apa rasa bibir Nando bila bertemu dengan bibirnya. Sekejap saja pipinya terasa panas dan bersemu merah muda.

Mata Qiren terantuk pada kalender mini di meja riasnya. Bulan depan sudah Desember, bulan dimana suasana Natal terasa dimana-mana. Apakah ia dapat merayakan Natal pertamanya dengan kekasihnya itu, mengingat susahnya Nando mendapat jatah libur? Sementara Qiren sendiri akan kembali ke Indonesia lima hari sebelum Natal dan baru kembali ke Singapura Januari tahun depan. Mengembuskan napas kecewa, Qiren membuang kapas bekas membersihkan wajahnya dan berdiri dari kursi meja rias, berbaring di kasur dan menarik selimut hingga menutupi dagu, memilih memejamkan mata lebih cepat daripada semakin galau memikirkan Nando di Jepang sana.

***

Udara lembab kota Bandung di sore hari setelah diguyur hujan menyambut kedatangan Qiren dari Singapura. Qiren memandang antusias suasana kota sepanjang perjalanannya dari bandara menuju rumahnya. Berbagai ornamen Natal nuansa merah dan hijau menghiasi pertokoan dan papan iklan yang ia lewati dari dalam taksi.

Belum lagi puluhan gerobak dan tenda jajanan pinggir jalan yang menggugah selera. Tak tahan rindu melihat jajaran penjual mie baso hingga seblak membuat Qiren memutuskan tidak melanjutkan perjalanannya dengan taksi online dan turun di pinggir jalan. Menyandang ranselnya, Qiren tersenyum memasuki tenda mie baso dan memesan seporsi yamin manis. Sambil menunggu pesanannya jadi, ia mampir ke gerobak-gerobak yang tersebar di sebelahnya dan kembali membawa banyak kantong plastik berisi seblak, cilok, batagor, dan cakue mini. Ya, dia akan kalap menikmati semua jajanan yang tak dilihatnya selama di Singapura.

Fokus menikmati batagor bumbu kacang pedas berbarengan dengan yamin manis hampir membuatnya tidak menyadari getaran ponselnya. Merogoh tasnya, Qiren mengambil ponselnya dan membuka aplikasi pesan yang dari tadi memberi notifikasi. Ada pesan dari Nando dan isi pesan itu membuat senyum Qiren semakin lebar dan nafsu makannya bertambah. Tanpa banyak pikir ia memesan seporsi lagi baso kuah. Natal ini akan berkesan, Nando akan menyusulnya ke Bandung dua hari sebelum tanggal 25.

Tiba di rumah yang lama tak disinggahinya, membuatnya malas meninggalkan kasur empuk di kamarnya. Seharian itu Qiren hanya tidur, melepas semua kepenatan yang dibawanya dari Singapura.

Hanya pesan dari Benu yang bisa membuatnya meninggalkan kasur dan berdandan cepat. Malam itu Benu mengajaknya makan malam, sekaligus untuk memperkenalkan Cheryl, tunangannya, kepada sahabatnya itu.

***

Lihat selengkapnya