"Aduuuh, si Ferdy ini kenapa sih? Kalau gue sampai ada hati lagi sama dia gimana urusannya ini?" Qiren mengomel sendirian di depan meja kerja sambil menatap buket super besar berisi coklat, bunga, boneka, teh pelangsing, serta cemilan dan minuman rendah kalori. Belum lagi isi kartu ucapannya bikin hati dan logikanya berantem.
Happy best day Qirena.
Hope your wish all come true.
Btw, Am I on your wishlist as potential candidate? ;p
Kkumi Namchin,
-F-
Masih terekam percakapan sebulan lalu di mobil lelaki itu saat pulang dari makan di warteg.
"Nikah? Pfft, menikah itu milik para wanita sempurna yang berhasil menemukan pangeran impiannya. Gue gak yakin ada yang berani mengambil risiko melamar gue, menjalani hidup bareng gue seumur hidupnya. That's topic is on the bottom of my list." Tatapan mata Qiren terlihat kosong saat membicarakan hal itu, kontras dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"Apa maksudnya wanita sempurna? Memangnya lo kurang sempurna gimana sih Ren?"
"Awas tuh, motor di sebelah kiri!" seru Qiren berusaha mengembalikan konsentrasi menyetir Ferdy.
"Kalau ada cowok yang serius sama lo, gimana? Apa topik itu akan naik peringkat? Gue masuk kandidat gak?" tanya Ferdy sambil mengklakson motor yang hampir menyerempetnya itu.
"Kenapa lo ikut-ikutan?" Perut Qiren mendadak mulas.
"Gue kan cowok juga Ren." Sahabat masa kuliahnya itu melirik dan tersenyum tipis.
"Ah, ya, lo cowok terngeselin yang gue kenal. Hidup gak sebercanda itu sampai tiba-tiba lo bakal jadi calon laki gue," kilah Qiren sambil tangannya menepis udara di depannya.
"Saking ngeselinnya sampai bisa bikin kangen ya Ren?" Pertanyaan Ferdy makin membuatnya kalang kabut.