Melepas Bayangan

Nurul Fitria
Chapter #31

#31

Pengemudi Baleno itu melihat spion tengah. Ia menyeringai, rupanya hujan lebat membantunya lolos dari CRV yang setia mengejarnya. Ia melirik Qiren yang tidur akibat bius kloroform. Pria itu memutuskan meminggirkan mobilnya sebentar, memasang lakban untuk menutup mulut Qiren dan mengikat tangan dan kaki wanita itu agar ia tidak berontak bila terbangun. Perjalanan masih panjang, jika cuaca masih tetap hujan, perkiraan ia tiba di tempat persembunyian sekitar dua jam lagi.

Mobil Baleno hitam itu berjalan pelan memasuki salah satu pekarangan rumah yang terletak agak jauh dari rumah warga lainnya. Jam tangan yang melingkar di tangan kiri pria itu menunjukkan pukul 22.15. Dengan cepat dan nyaris tanpa suara, ia menggendong Qiren yang masih pingsan masuk ke dalam rumah yang gelap gulita. Hati-hati diletakkannya wanita itu di tempat tidur. Pria itu mengelus rambut Qiren dan tersenyum, lalu keluar dari kamar.

Qiren merasa pusing dan mual. Ia mencoba membuka kedua matanya. Napasnya tercekat begitu menyadari mulutnya tertutup lakban dan kedua tangan serta kakinya terikat. Panik, Qiren beringsut bangun dan bingung mendapati ia berada di sebuah kamar yang asing. Hilang keseimbangan karena duduk terlalu di pinggir kasur, ia terjatuh.

Brugh!

Pintu kamar membuka dan seraut wajah kuyu dengan mata merah, jambang yang mulai berantakan, dan rambut kusut masai itu terlihat jelas oleh Qiren. Ia membawa sepiring makanan dan segelas air yang disimpannya di meja nakas. Qiren langsung berteriak dan memaki, tetapi tidak terdengar jelas karena mulutnya terhalang lakban.

"Hai gorgeous, udah bangun? Nyenyak bobonya?" Pria itu mengangkat Qiren kembali ke tempat tidur dengan penuh kelembutan.

Qiren berusaha menendang dan memukulnya, tetapi tidak berhasil. Napas Qiren makin memburu dan matanya nyalang karena marah.

"Lo cantik sekali. Jangan marah-marah gitu sayang. Lo mau minum?" Jemari pria itu mengelus pipi Qiren, membuat sang wanita melengos tak sudi disentuh.

"Kalau lo janji gak akan teriak, nanti gue buka lakbannya, lo bisa minum, gimana?" tanya pria itu dengan nada lembut. Qiren menatap tajam lelaki di depannya. Setelah hening beberapa saat, ia mengangguk pelan.

"Good girl!" Lakban yang menutupi mulut Qiren perlahan dibuka.

"Harry!!! Lo gila!!!" Teriakan itu lolos juga dari mulut Qiren.

Tangan Harry yang besar memegang rahang Qiren, menatap bibir mungil itu penuh napsu, dan langsung melumatnya kasar. Qiren berontak dan kepalanya berhasil menanduk hidung Harry.

"Shit!! Gak boleh gitu Qiren sayang. Kok jadi suka kasar sih mainnya? Gue tuh kangen banget sama lo, gue selalu kepikiran bibir lo," umpat Harry, tapi sekejap berubah lembut lagi dan berusaha mencium Qiren kembali.

"Mundur Harry!! Lo ini ngapain sih? Kenapa lo sekap gue begini? Sadar Har!!" Qiren berusaha mengelak serangan Harry.

"Gue itu jemput lo. Tadi lo sedang nungguin gue di depan kafe kan? Lo hebat ya sekarang, jadi pengusaha sukses."

Lihat selengkapnya