Melepas Bayangan

Nurul Fitria
Chapter #36

#36

Qiren sedang berada di kereta api Argo Parahyangan menuju ke Bandung. Ia mendapat kabar kalau ibunya harus dirawat di rumah sakit karena tulang pinggulnya retak akibat jatuh terpeleset ketika sedang mencuci baju. Sebenarnya bisa saja ia pergi naik mobilnya atau menggunakan mobil travel, tetapi ia masih sedikit trauma untuk melewati jalan tol mengingat kasus penculikannya tempo hari.

Ponselnya berdering saat kereta melewati daerah Cimahi. Qiren melirik nama si penelepon, Ferdy. Sudah seminggu ini mereka tidak berkomunikasi, sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Ya, Fer?" tanya Qiren begitu menekan tombol jawab.

"Seriusan lo lagi ke Bandung pakai kereta? Kenapa gak bilang ke gue?"

"Iya, memang kenapa? Gue mau nengok nyokap, ngapain juga harus bilang ke lo?"

"Ya biar gue antar lah."

"Idih, gue bisa sendiri keles, lo kan lagi di Yogya dan lo gak ada kewajiban juga buat antar gue. Gak usah ribet deh, Fer." Lain di bibir, lain di hati, meski terdengar jutek, irama jantung Qiren berdetak dua kali lebih cepat dan pipinya terasa panas mendapat perhatian dari Ferdy.

"Ini dimana?"

"Baru lewat Cimahi."

"Oh, ya udah, ati-ati ya," ujar Ferdy singkat, tidak panik seperti di awal. 

"Hmm, ok?" Qiren menautkan kedua alisnya, ia menangkap perubahan nada bicara Ferdy dan bertanya dalam hati, "kenapa jadi datar gitu nadanya? Dia marah?"

Sambungan telepon terputus. Qiren mengendikkan bahunya tidak ambil pusing dengan sikap dingin mantan anak buahnya itu dan memilih memejamkan matanya sejenak. Sekitar empat puluh lima menit kemudian kereta memasuki stasiun Bandung. Qiren menggendong ransel dan turun dari kereta.

Keluar dari pintu gerbang, baru juga berjalan lima langkah, kaki Qiren terhenti. Matanya membelalak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya di depan. Seorang pria berdiri bersandar di pilar dengan menyilangkan kedua tangannya. Kaca mata hitam bertengger di hidungnya yang mancung. Begitu melihat Qiren, pria itu memanggilnya dengan menggerakkan telunjuk tangan kanannya.

"What the? Gimana bisa?" Qiren mempercepat jalannya mendekati pria itu. "Ferdy? Kok ada di sini? Lo kan di Yogya?"

Pria itu tidak menjawab dan mengambil alih ransel dari bahu Qiren, lalu menggenggam tangan wanita itu dan mengajaknya keluar stasiun.

"Hei, lo gak jawab! Kok gue dicuekin sih? Lo marah sama gue?" tanya Qiren keki melihat wajah serius Ferdy yang berjalan di sampingnya.

"Kerjaan di Yogya beres kemarin, langsung ke Bandung karena ada meeting hari ini, ayo masuk Princess, Mama lo udah nungguin di RS." Ferdy membuka pintu mobil penumpang.

"Perasan gue gak bilang Mama di RS, kok tahu?" Qiren duduk dan memakai sabuk keselamatan.

"Bisa gagal jadi calon mantu kalo hal gini aja gak tahu, gue dikabarin sama bokap lo," sahut Ferdy cuek sambil menyalakan mesin mobil dan membawa mobil keluar tempat parkir.

"Gue gak salah dengar nih? Lo ge er deh." Qiren memalingkan wajahnya menutupi semburat merah pipinya.

Lihat selengkapnya