"JAYDEN SKIZOFRENIA?" Kaget seseorang dari luar pintu, sontak Jayden berlari menuju pintu.
Jayden membuka pintu kamarnya. Ada dua orang berdiri menunduk di hadapannya. mereka seakan bersalah karena mendengarkan pembicaraan tanpa izin dan takut kena marahan. Jayden menatap mereka sambil memegang gagang pintu saat ia buka pintu, menatap mereka bingung.
"A-Aduh... Maaf Nak Jayden... Bibi takut kenapa-napa jadi bibi kepo" kata bi Dara menunduk bersalah.
mendengar itu Jayden hanya terdiam menatap mereka berdua yang ketakutan gugup, wajar saja mereka seperti itu, mereka yang selalu menjaga Jayden dirumah jadi Jayden hanya terdiam saja.
pak Anto, penjaga rumah itu terlihat sangat gugup dan ingin berbicara setelah melihat bi Dara yang sudah kaget keringetan, yang dari tadi nunduk dan sedikit-dikit lihat pandangan Jayden yang menatap mereka berdua.
"P-Pak Anto juga minta maaf yah, memang Nak Jayden benar sekizoprenia?" Tanya pak Anto pelan-pelan dan tiba-tiba disambar oleh Bi Dara.
"heh! Salah!" Kata Bi Dara menyenggol pak Anto. kemudian menunduk lagi sambil memegang bakinya.
pak Anto yang kena senggolan Bi Dara langsung terkejut. "Eh salah ya? Terus apa bi?" Tanya pak Anto.
"Skizofrenia" jawab bi Dara.
"Memang apa itu?" pak Anto sambil megang kepala tak tahu.
bi Dara sedikit memutar mata seperti kesal karena sedari tadi pak Anto berbicara, mau tidak mau harus di jawab. "Skizofrenia teh yang tidak bisa bedain kenyataan dan pikiran nya sendiri" jawab bi Dara sedikit menggunakan bahasa di kota ini, bahasa Sunda. (Skizofrenia itu yang gak bisa membedakan kenyataan dan pikirannya sendiri)
"Selo dong bi, kasar sama bapak teh" Pak Anto sambil manyun seperti anak kecil.
Jayden yang melihat mereka berdua merasa gemas dan sekaligus masih memikirkan hal tadi.
"Ah engga kok" jawab cepat Jayden.
mereka berdua berdiri biasa lagi, lega mendengar perkataan Jayden walaupun masih khawatir tentang keadaan Jayden akhir-akhir ini.
"Oh... Kalau menurut Jayden saya nyata atau tidak?" tanya pak Anto.
"Nyatalah! Bi Dara pak Anto kan dari aku kecil udah ada, kalau sebenarnya Bi Dara sama Pak Anto gak ada berarti aku ..." Jayden.
bi Dara yang mendengar ucapa Jayden yang di akhir langsung berteriak, ngegas.
"Eehh!! Na Jayden engga Skizofrenia!" Sentak bi Dara. "Udah ah! Bi Dara mau masak!, kalau ada apa-apa ke bibi aja ya Na..." sambung bi Dara dan pergi.
"Iya bii" jawab Jayden.
pak Anto yang melihat bi Dara pergi langsung huru-buru ingin pergi juga.
"hubungi bapak juga ya kalo ada apa-apa! Biasa... Tinggal cal aja" kata pak Anto sambil bergaya polisi.
"Call pak Anto" jawab Jayden sambil sedikit tertawa mendengar ucapan pak Anto.
"Nah itu!, pak Anto duluan ya" Pak Anto buru-buru pergi.
Jayden terdiam sebentar.
mengingat sangat perhatiannya mereka terhadap Jayden, Jayden sangat bersyukur tentang itu, dan bahkan jika Jayden sendiri skizofrena Jayden tetap sayang sama mereka karena ada dari Jayden kecil.
"gila, tapi gue engga skizofrenia, udah ah!" Jayden yang habis melamun langsung masuk kamar dan menutup pintunya rapat.
««^-^»»
"JAYDAAAAAAN!!!" Teriak dari luar kamar.
telinga Jayden tiba-tina pekak, dan terkejut dengan suara yang tiba-tiba itu.
seseorang itu langsung membuka pintu masuk dengan sendirinya tanpa izin. tiba-tiba Jayden takut sendiri dengan suara itu dan lariannya yang menuju Jayden seperti akan menghantam Jayden.
"EH!" Kaget Jayden dan langsung menunduk menutup kepalanya. rasanya ia sudah berhenti di depan mata, terdiam tak bersuara, perlahan Jayden membuka mata melihat keadaan sekitar dan menatap orang yang datang tanpa izin itu.
"Halo!" Sapanya langsung sambil tersenyum tepat di depan matanya.
"Noah!" Kaget Jayden melihat Noah langsung duduk di atas kasurnya tempat Jayden sekarang sedang memegang bonekanya. Jayden duduk seperti semula lagi, tentunya Noah yang juga duduk biasa di atas kasur dekat Jayden.
Jayden yang masih galau kembali menatap mata boneka itu sambil duduk menyender, memikirkan sesuatu yang sangat rumit tentunya, dari banyaknya kejadian yang baru di hari baru, saat masuk sekolah baru, kelas baru, serba baru semuanya semenjak pindah.
Noah yang datang sengaja untuk mengetahui keadaan dan cerita terkini Jayden langsung ke topik yang ingin ia bicarakan."Gimana tadi sekolah? Ada cewek baru yaaa" sekalian goda Noah matanya bergerak keatas kebawah seakan menatap Jayden sinis.
Jayden yang melihat Noah langsung menatap bonekanya lagi. "Ya" jawab Jayden tersenyum menatap bonekanya.
Noah yang mendengar perkataan singkatnya Jyaden langsung bersemangat dan matanya terbuka besar sambil ters seperti penasaran.
"Sapa? Penasaran gw... Cantik gak? Gebet kuy ah" Noah.
masih di topik pembicaraan dan tentunya seorang sahabat Jayden si cowok yang sering deketin cewek ini rasanya seperti ingin mengambil sesuatu yang membuat Jayden merasa was-was dengan Noah, walaupun sudah tahu sifat sahabatnya yang suka deketin banyak cewek, tetapi Jayden tak mau satu wanita yang baru ia temui di sekolah ini Noah deketin juga.
"Lo kan ada Xyla! Gw?"Jayden menatap Noah datar dan perkataan akhrnya yang pasti di mengerti oleh seorang sahabat maksud dan tujuannya.
Noah yang melihat wajah Jayden datar dan ketakuan direbut itu langsung tertawa. "HAHA KASIHAN!" Noah elus-elus kepala Jayden.
"Iya emang kasihan" kata Jayden langsung menepis tangan Noah, tak suka di sindir ia JOMBLO.
"Kegimana orangnya? Cantik gak? Lucu gak?" Tanya Noah.
"Cantik udah pasti nomor satu"jawab Jayden.