" assalamu'alaikum. " seperti biasa Putra selalu mengucap salam bila masuk rumah.
" Wa'alaikumsallam. " jawab gue.
" Kak, mamah mana ? "
" gatau. " sesingkat itu gue jawab. Karena gue masih kesel sama Putra.
" ih kamu masih marah kak ? "
" gak. "
" bohong. Masa gara-gara nugget aja marahnya sampai kayak gitu. "
" Biarin. "
Sebenernya soal nugget tadi pagi gue udah gak marah. Tapi gegara pas gue masuk kamar dan gue mau gambar tugas gue, spidol yang gue cari udah gak ada. Gak tau ada dimana. Sesuai dugaan gue, kalau spidol itu diambil dan nggak dikembaliin sama Putra. Malahan dia taroh di lantai ruang tamu.
Seperti itulah kebiasan Putra yang selalu meminjam barang gue dan gak pernah dikembaliin ketempat asalnya. Boro-boro dokembaliin terkadang barang itu udah rusak. Dan yang paling gue gak suka adalah saat barang- barang gue dipenjem seseorang, tapi seseorang itu tidak izin terlebih dahulu.
" oohh ya Tuhan. Apakah ini ujian kesabaranku ? " gumamku dalam hati.
Kemudian Putra mengganti bajunya itu dan keluar menghampiri diri gue.
" Kak. "
" hemmm. "
" kak, anterin aku si. "
" moh. "
" kak pliss. " wajahnya memelas
Tapi gue masih tetep teguh pendirian, " gamau. "
" kak pliss lahh. "
" kamu paham gak si. Kalo perempuan udah bilang gak mau itu artinya dia sungguh-sungguh. " nada suara gue mulai melejit.
" yaudah lah. " Putra pergi dengan sepedanya itu.
Sebenernya gue gak tega, tapi bagaimana lagi itu semua juga karena Putra berbuat salah dan kesalahannya selalu ia ulangi.
" Al. " panggil mamah.