Mellowness

Fadhila Brillian Nisa
Chapter #12

Y

Setelah berpikir panjang, gue akhirnya memutuskan untuk meminta maaf pada papah. Keberanian gue merasa teruji banget. Papah yang sedang duduk santai di ruang keluarga diam begitu saja. Gue lalu menghampiri papah dan mengatakan bahwa gue minta maaf atas kesalahan yang gue perbuat.

" pah aku minta maaf. " lagi - lagi air mata tak terbendung lagi dan mengalir begitu derasnya sampai - sampai membasahi seluruh lengan pakaian gue.

" lah kenapa kamu minta maaf ? " tanya papah.

" udah bikin papah kepikiran. "

" enggak kok kamu gak salah. Dan kamu pikir papah mikirin ? Enggak. Papah malah slow gak banyak pikiran. "

" iya pah aku ngerti aku salah. Maafin aku pah. "

" iya tenang aja papah udah maafin kamu kok. "

" makasih pah. "

" papah ini malah enak gak banyak pikiran. Tugas papah hanya mengantarkan anak - anak untuk menggapai mimpi. Tapi kalau kalian dibilangin malah semaunya sendiri yaterserah papah udah gak mikitin itu. Papah juga gak bakalan bilang ini itu. Kan kamu udah bisa mikir sendiri. Pikiran kalian kan seharusnya sudah sampai. Bahwa kalo aku melakukan hal semacam ini nanti kedepannya bakalan bagaimana. Iya kan ? Papah bener gak ? "

" iya pah. "

" yaudah kalo sekarang kamu udah sadar. Sekarang makan dulu sana. Nanti sakit malah papah yang repot. "

Walau bagaimana pun juga yang namanya kesalahan anak gak mungkin sampai - sampai orang tua itu tidak memaafkan. Sebesar apapun itu gue yakin pasti didalam hati kecil mereka akan memaafkan kesalahan anak nya itu.

Tetapi setelah gue minta maaf apakah keadaan rumah menjadi seperti biasa lagi ? Oh no. Keadaan rumah ternyata masih canggung canggung gimana gitu. 

" yaudah lah yang penting gue udah minta maaf. Udah lega juga jadinya. " ucap gue.

Tok tok tok..... Suara itu terdengar dari belakang pintu.

" Dor..... Letthaaaaaaaaaaa. " Iza memeluk gue.

" ih Iza. Gue kaget tau gak si. " 

" iya iya maaf. "

" gak. "

" maaf lah Al. "

Lihat selengkapnya