" eh Al tau gak, masa kubu sana mau ngadu ke bu Irma. " jelas ulang oleh Sarah, yang sedari tadi tidak tau kalau Iza sudah cerita ke gue.
" Iya Sar udah tau. Tadi udah dibilangin kok sama Iza."
" Nah menurut kamu gimana Al ? "
" kalo aku si ya bodo amat. Mereka mau ngadu ya silah kan. Percuma juga si kalo kita pembelaan tapi kubu sana masih tetep ngotot mau nya menang sendiri. "
" iya si kamu bener juga. " ucap Iza.
" nggak nggak nggak. Aku nggak setuju ! Pokoknya aku mau kita pembelaan. " protes Sarah. Karena masalah ini ada sangkut paut dengan dirinya.
" ya terus mau kamu gimana ? Kita gak ada bukti loh. Sabar dulu Sar, pasti nanti kita nemu jalan kok. " ucap gue mencoba menenangkan Sarah.
" Iya Sar bener apa kata Alettha. Kamu mending sabar dulu. "
Tin tong ting tong.... Bel rumah rupanya berbunyi.
" Iya sebentar. " teriak gue dari dalam kamar.
Pas gue buka itu pintu, ternyata......
" mbak Alettha ya ? " tanya seorang kurir grab food.
" iya pak betul. " balas gue dengan senyuman.
" ini pesanan nya mba. " menyodorkan sekantong plastik berisi makanan.
" Oh iya pak. Terimakasih. "
" iya mbak. Sama sama. Mari. "
" iyapak silahkan. "
Bapak kurir itu lalu pergi dengan motor kerjanya. Mungkin karena ia akan mengantar pesanan yang lain.
" nih dimakan dulu. "
" ih makasih Al. " jawab Iza dengan cepat.
" ini apa Al ? " Sarah bertanya.
" oh ini. Ini makanan, tadi aku sama Iza udah pesen buat kita makan bareng. Laper kan ? "
" iya laper. Makasih ya Al. "
" iya. Makasih nya disimpen dulu. Yang penting kita makan dulu. "
" ok deh. "