Di Sekolah.....
" Eh gimana ni. Masa kita mau ngalah si sama kubu mereka. " tanya Sarah.
" Emm ya gimana ya. "
" Aha aku tau. Gapapa kita ngalah aja, kan ngalah bukan berarti kalah. Nah habis itu baru kita bales mereka. "
" Caranya ? " tanya Iza.
" Dengan prestasi kita pastinya. "
" Ah itukan kamu bukan aku. Aku mana mungkin bisa kaya kamu. Kamu kan jago di semua mapel. " jelas Iza.
" Iya Al bener kata Iza. Kita ini nggal sejago kamu, Mana mungkin kita bisa. " sambung Sarah.
" Udah deh kalian ikuti saranku aja napa si. Aku janji aku bakalan bantu kalian, asalkan kalian mau berusaha dan nggk pantang menyerah. Kan uwu kalo yang dapet peringkat 1 sampai 5 dari kita. "
" Iya deh, aku setuju. " Jawab Iza dan Sarah bersamaa.
" Aku juga mau Al. " Sinta menyambung pembicaraan dari belakang.
" Aku juga. " Lanjut April.
" Gue juga. " Rinka juga setuju.
" Ok fiks ya. Nanti sore aku tunggu di rumah. Biar belajarnya bisa tenang. "
" Ok. "
" Eh tau nggak guys, masa Iza, Sarah, Rinka, dan temen yanh sejenisnya lah ya, you know lah. Masa mereka mau kerumah Talettha. " ucap Fifi.
" Ngapain ha ? " kepo Susi.
" Katanya si mau belajar kelompok, tapi nggak tau deh. "
" Ih kayaknya mau gibahin kita kali ya. " Cinta menyambung.
" Mungkin. Tapi aku si bodo amat. Emang penting banget ya di hidup aku ? " Ucap Fifi.
" Eh gue juga, gak penting urusan mereka, orang kaya mereka itu gak usah dipikirin kita juga gak usah kepenginan sama mereka. So, mereka juga bukan temen kita kok. Temen kok ngomongin dibelakang, pake acara bikin SW lagi. Ahg males banget sama yang model model kek gini. " Curhat Susi.
" Iya bener banget. Gak peduli aku mah sama mereka." ucap Cinta.
" Udah ah guys pulang yuk. " Ajak Susi.
" Iya yuk pulang, disini banyak aura aura minafik ni. "
" Hust Susi, jangan kek gitu la. " ucap Cinta.
" Lah emang kenyataannya. "
Sedangkat Alettha dan teman teman nya juga ikut pulang.
" Al gue labgsung ke rumah lo ya, bokap hue soalnya lagi sibuk di kantor. " ucap Rinka.
" Iya Rin ayok. "
" Al lo tinggal di sini udah lama ? "
" Ya udah lah, sejak nenek sama kakek aku masih muda. "
" Ooo, eh disini udaranya masih agak sejuk ya. Gak kaya dirumah gue. "
" Lah emang rumah kamu kenapa ? Perasaan rumah kamu di perumahan elit yang tentunya banyak hijau hijau an. "
" Itu kan bukan rumah gue. Lo tau kan gue ini anak Jakarta. Ya jadinya disini nggak punya rumah. "
" Ooo gitu. Papah kamu pindah kerja ya ? "
" Iya bener banget. "
" Eh gue mau tany dong Al, boleh ngga ? "
" Boleh. "
" Harapan lo di tahun ini apa si ? Secar gue bingung banget, gue itu broken home. Dirumah gue selalu dimarahin sama nyokab bokap gue, cuma gegara nilai gue nggak bisa bagus. "
" Kalo aku si banyak banget. Pertama aku kan lagi ikut kontes menulis dan aku berharap karya itu bisa menjadi pemenang pertamanya. Kan hadiahnya mau aku beliin dua tiket haji buat orang tua. Soalnya beliau pengen banget bisa naik haji, tapi uangnya gak pernah cukup buat naik haji. Ya karna papah aku gajinya cuma pas buat ngidupin keluarga. Secara keluarga aku ada 4 orang. Terus yang kedua aku pengen kalo karya yang aku buat bisa diterbitin sama penerbit. Itu dulu aja si yang aku mau. "
" Wih kamu udah dewasa banget ya Al pikirannya. Gue aja nggak pernah mikir sampai ke situ. Malahan gue selalu merengek minta ini minta itu ke bokap nyokap. Kalo ngga diturutin gue marah sama merek. "
" Itu juga karena aku melihat perjuangan papah aku cari uang nggak gampang. Papah selalu bilang ke aku sama adek aku kalo beliau pengen banget naik haji tapi uang nya nggak mungkin cukup buat pergi kesana. Jadi mereka pengen banget anak anaknya sukses terus bisa berangkatin mereka kesana deh. Tapi btw sebenernya aku juga suka ngeyel si sama mereka. Hehehe. "
" Tapi kamu hebat kok Al. Gue aja pengen bisa kaya lo. Bisa mikirin kemauan orang tua. Salut lah. "
" Enggak kok biasa aja. "