" Permisi, ini makanan nya mba. " pelayan lestoran itu menyajikan pesanan yang gue minta.
" Iya makasih mbak. "
" Nih Put pesanan kamu. " sambil menyodorkan sepiring nasi goreng dan se cup boba.
" Wuihhh enak mantab nih kak, langsung makan ah. "
" Eits jangan dulu dong. Berdoa aja belum. "
" Oh iya lupa. "
" Emang dasar pelupa kan lo. "
" Heh. " desusnya dengan kesal.
Tanpa lama lama gue dan Putra langsung berdoa supaya apa yang gue makan hari ini bisa menjadi berkah.
" Hey yo makan guys. " ucap gue.
" Gas lah. "
" Enak nggak Put ? "
" Enak banget kak, apalagi ini nggak bayar. "
" Dih, bayar tau. Awas aja nanti kalo tagihan nya banyak ya. Kamu kakak suruh bayar. " ancam gue dengan tidak serius.
" Ya jangan gitu lah kak. Adek kan nggak punya uang. Kakak kan baik, yah yah kak. "
" Hem. "
Gak terasa udah satu jam kita berada di lestoran. Hari juga semakin gelap, kita berdua lalu memutuskan untuk pulang ke rumah.
" Berapa mbak total nya ? " tanya gue yang sedang ada di kasir.
" 56.000,-00 rupiah mbak. "
" Oh iya. " gue ambil dompet.
" Yah Put kakak nggak bawa uang, lupa deh sumpah. " gue memainkan drama.
" Lah boong. " awal nya Putra santai - santai aja, tapi lama kelamaan dia masuk juga ke dalam jebakan gue.
" Beneran Put, suer deh. Nih coba liat kalo nggak percaya. Dikira aku bohong apa ? " raut wajah gue panik.
" Lah gimana jadi nya. Kakak tadi kenapa nggak bilang ? "
" Lah kakak kira ini dompet nya masih ada uang yang dari mamah. "