Pagi baru mengawali hari gue yang penuh dengan angan, mimpi, dan harapan agar semua itu terwujud.
“The man who does more than he is paid for will soon be paid more than he does” - Napoleon Hill
Kalimat itu yang membuat gue tambah bersemangat menggapai semua yang gue mau.
" Pagi papah pagi mamah. " sapa gue mencoba mengubah suasana rumah.
" Pagi nak. " jawab papah dengan lesu.
" Papah are you ok ? "
" Iya papah nggak papa kok nak. Eh Al mau berangkat ya ? "
" Iya pah. Doain Al ya pah supaya berhasil. "
" Iya nak, selalu. Doa papah selalu bersama mu. "
" Makasih pah, assalamu'alaikum."
" Wa'alaikumsallam. "
Gue beranjak dari meja makan lalu menggendong tas ransel dan menenteng sebuah tas kecil berisi laptop. Sebelum gue ke sekolah gue pergi ke kantor pos untuk mengirimkan sebuah lampiran berisi naskah.
" Pak saya mau ngirim ini. "
" Isinya apa mbak ? "
" Naskah pak. "
" Ok. Mau pake garansi atau tidak mbak ? "
" Iya pak pakai garansi. "
" Ada nomer yang bisa dihubungi ?"
" Oh ini pak. " gue ngasih nomer HP gue ke pegawai kantor pos itu.
" Jadi 18.500,-00 rupiah ya mbak udah sekalian garansi. "
" Iya pak, ini uangnya. Terimakasih."
" Iya. "
Setelah itulah gue baru pergi ke sekolah. Lega rasanya karena satu langkah sudah gue jalanin untuk menuju impian gue.
" Hai Al. " seperti biasa Sarah menyapa.
" Hai. " perasaan bahagia terpancar di wajah gue.
" Kamu kenapa Sar ? Bahagia banget ni ye. Habis ada cowok yang nembak ya ? Doi kamu kah atau bias kamu kah ? "
" Hah, apaan si Sar. Enggak ada. Gue lagi seneng aja. "
" Bahagia kenapa si ? "
" Ada deh. Kepo ! "
" Iya iya deh gue nggak mau kepo. Awas aja kalo habis ini nangis ya. "
" Ih apa si gaje banget deh. Mending lo doain gue aja biar gue berhasil. "