15.30 WIB
" Putraaaaaa. "
" Apa ? "
" Ambilin sujel yang kita buat tadi. Bawa kesini semua ya. Sekalian tempat nya. "
" Iya. "
" Nih kak cepetan, berat banget tau. "
" Halah lebay, cuma segini aja bilang berat. "
" Beneran berat tau. "
" Sini sini. Ambilin piring atau plastik sekalian. "
" Buat ? "
" Buat ngasih ini ke Budhe Hani sama Tante Sinta. "
" Lah kakak aja yang ngambil sendiri lah, aku capek ko. "
" Cepetan lah, nggak usah alesan. Nanti malah nggak tak kasih sujel nya loh. "
" Leh iya iya. Heh. " Putra jengkel.
" Yaudah sana. "
" Nih. " sambil di balangin ke gue.
" Yang ikhlas. Kalo nggak ikhlas nggak usah tak kasih sekalian. "
Putra lalu mengambil ulang dan menaruh nya dengan pelan.
" Nah gitu dong. "
" Hem. "
" Masih ngambek nggak tak kasih loh. "
" Iya iya kakak cantik. "
" Iya sayang. "
Gue ambil sujel yabg warna oranye, rasa mangga.
" Emm enak banget mah, beneran nggak boong. "
" Aku yang ijo ya kak. "
" Iya. "
" Gimana, enak nggak ? "
" Emmm enak pooolll. Mantul pokoknya. "
" Apa iya, coba mamah minta satu yang warna oranye. "
" Nah mamah kepo juga kan ? "
" Nyicip lah. "
" Nih mah. "
" Gimana mah, enak nggak ? "
" Enak. "
" Wiw, Alettha bisa bikin minuman enak."
" Eh iya, Putra tolong anterin ini ke rumah Budhe Hani sama Tante Sinta ya. Kalo nggak panggil aja mereka suruh kesini. "
" Iya kak. "
Putra lalu pergi ke rumah Budhe dan Tante. Karena rumah mereka hanya berhadap hadapan. Jarak rumah budhe sama rumah tante ke rumah papah nggak terlalu jauh. Palibg jalan 3 menit sampai.
" Assalamu'alikum budhe. "