MELLYNIAL

Ifha Karima
Chapter #3

MENANGGUNG RINDU

Pertikaian antara Rendy dan Nial membuat Melly terheran-heran. Keduanya tampak saling mengenal, tetapi hubungan mereka tidak berjalan dengan baik. Nial memilih untuk pergi, sedangkan Rendy datang untuk membujuk Melly supaya tidak salah paham.

"Gak ada yang perlu dikhawatirkan, itu masalah laki-laki. Masuk sana, istirahat!" titah Rendy menggiring Melly dan Sinta untuk masuk kembali ke ruangan.

•••

Sebagai perempuan aktif, Melly merasa bosan hanya tidur-tiduran di atas kasur, merepotkan orang lain. Ia juga merasa tidak nyaman karena biaya rumah sakit dibayar oleh Nial. Akhirnya, Melly memutuskan untuk pulang dan melanjutkan istirahat di rumah. Rendy juga setuju dengan keputusan Melly.

Setiap hari, Melly harus menyiapkan sarapan pagi untuk Ayahnya sebelum berangkat kerja. Di tengah waktu makan, Melly menanyakan keadaan sang Ayah, “Yah, gimana kerjaan Ayah, gak ada masalah, kan?”

“Aman, cuma, kemarin ada salah satu rekan ayah yang pulang kampung selama satu bulan, istrinya sakit, jadi ayah yang diminta gantikan shift-nya. Mau gak mau ayah harus terima rezeki itu walaupun ayah harus lembur tiap hari, yang penting kebutuhan kita tercukupi, apalagi sebentar lagi kamu wisuda, kan?”

“Iya, Ayah jaga kesehatan, ya. Maaf kalau Melly banyak ngerepotin Ayah.”

“Ayah gak merasa direpotkan, cari nafkah itu kewajiban Ayah, kewajibanmu, ya, kuliah, gitu, to.”

“Melly berusaha semaksimal mungkin biar gak kecewain Ayah. Doain Melly, ya, biar nanti setelah lulus, nganggurnya gak lama-lama.”

“Pasti ayah doain, dong.”

“Ayah … kenapa Ibu sekarang jarang kasih kabar ke kita lagi? apa Ibu udah lupa sama kita? tapi gak mungkin, kan, Ibu lupa sama kita?” tanya Melly mendadak murung.

“Mungkin Ibu sibuk, gak mudah jadi TKW. Salah ayah juga, gak bisa kasih kehidupan yang baik buat kalian.”

“Sesibuk-sibuknya Ayah kerja, tetap sempat nanya kabar ke aku, Ayah juga sering lembur. Harusnya Ibu juga bisa, dong. Jam kerja orang normal pasti ada istirahatnya, kan? gak mungkin kera 24 jam non stop dan ini udah masuk tahun keempat, Yah.”

“Kamu harus yakin sama Ibumu, jangan berprasangka buruk dulu, coba kamu tanya sama tetangga yang keluarganya ikut jadi TKW bareng Ibu,” saran Ayah berusaha meredam pikiran buruk putrinya.

“Kita yang jelas keluarganya aja gak tahu, apalagi orang lain, Yah.”

“Yang penting, kan, kita berusaha cari tahu. Hm, dimana kakakmu?” tanya Ayah mengalihkan pembicaraan.

“Nanti juga nongol kalau udah lapar. Kebiasaan tidur tengah malam, bangun kesiangan. Mas Rendy dari dulu gak berubah, coba deh, Ayah cariin Mas Rendy kerja.

“Iya, nanti Ayah cari info dulu. Udah, Ayah berangkat, ingat, belajar sungguh-sungguh, ya!” ucap Ayah melihat arloji di tangan kirinya.

Lihat selengkapnya