Pukul 17:06
Hujan masih turun dengan deras, sedangkan lampu jalanan sudah menyala dan gelap menyapa. Ruangan luas dengan dinding kaca, di dalam sana banyak kursi, meja, dan orang-orang yang sedang menghabiskan waktu mereka.
Seorang wanita duduk dan menatap keluar ruangan, sejak dua jam lalu ia sudah ada di tempat itu, menunggu seseorang untuk memenuhi janji bertemu dengannya.
Meja nomor sebelas, terletak pada bagian sudut cafe, dan sangat pas untuk menatap jalan raya yang saat itu sedang agak padat.
Suara lonceng berbunyi, menandakan seseorang baru saja masuk. Wanita itu segera mengalihkan tatapannya, ia memaksakan senyum kala bertemu tatap dengan orang yang baru saja tiba.
Pria itu Alterio Kalandra, pria tampan bergelar dokter spesialist ahli bedah yang baru saja menyelesaikan gelar S3 nya. Pria tampan, dengan mata bulat, tubuh yang tinggi dengan kulit yang tidak begitu gelap, membuat wanita manapun enggan melepas pandangan mereka darinya.
Alterio duduk di kursi tepat dihadapan Kiran sambil menaruh jasnya.
"Maaf lama, jalanan macet banget. Udah pesen makanan?" Ujar Rio sambil tersenyum.
Wanita itu menggelengkan kepalanya,
"Aku gak lapar, kamu pesen aja untuk kamu."
Dia, Kiran Teona. Wanita yang di kencaninya sejak delapan tahun yang lalu saat mereka masih duduk di bangku SMA.