Melukis Malam

Adira Putri Aliffa
Chapter #5

Mimpi ke Masa Lalu

Senja kembali menunjukkan keindahan merah jingganya, burung-burung pun ikut berterbangan di bawahnya. Tak sadar mentari pun telah terbenam. Malam kembali datang, langit hitam kembali terhias oleh bintang-bintang. Seperti biasanya Resya dan Arka selalu makan bersama di meja makan pada saat pagi untuk memulai hari dan malam untuk mengakhiri hari. Sebab siang mereka selalu makan di kamar masing-masing sambil mengerjakan sesuatu di sana. Sehabis melaksanakan sholat maghrib Arka langsung menuju ke meja makan menghampiri kakaknya yang sudah duduk di sana dan sudah menyiapkan makanannya.

 

“Ar, lanjut bahasannya tadi. Jadi gimana enaknya jualan apa?” ujar Resya memulai pembicaraan.

 

“Lah katanya tadi kakak udah ada ide?” jawab Arka sembari mengambil lagi lauk yang berada di meja.

 

“Iya udah, tapi kan untuk spesifiknya belum tahu mau jual apa.”

 

“Kalau menurut Arka sih, jual yang gampang dulu aja dan target pasarnya tu luas. Dikhususin buat orang-orang yang terdampak pandemi, biar mereka bisa nikmatin juga.”

 

“Apa buat kayak Vegenbox gitu ya, Ar?”

 

“Isinya sayuran semua?”

 

“Emm ....”

 

Vegenbox and friends aja. Ntar tersedia dua menu, khusus vegen untuk kelas menengah ke atas atau yang memang suka sayur terus yang kedua menu random kayak ayam atau apalah.”

 

“Ide bagus! Tapi kalau vegenbox gitu kebesaran gak sih? Efektif gak? Gimana kalau vegenbowl and friends?”

 

“Namanya kepanjangan sih, enggak catchy.

 

“Gimana kalau king bowl?”

 

Raja mangkok? Apaan raja mangkok.”

 

Bowl and box? Ntar ada dua kemasan.”

 

“Ribett Ar.”

 

“Namanya aja usaha, ya ribet lah kak. Kalau gak mau ribet bungkusnya pake kertas minyak kayak nasi rames aja sana. Bungkus nasi rames aja juga butuh skill sama latihan.”

 

“Hiss kok kamu gitu sih.”

 

“Habisnya kesel.”

 

“Hahaha maaf. Apa vegenbox aja ya, Ar? Menunya random cuma ada sayurnya aja gitu, ntar orang bisa milih menu tambahannya.”

 

“Serah.”

 

“Serius ah, Ar. Gimana setuju gak?”

 

“Yaaa.”

 

“Okee besok kita belanja.”

 

“Harus banget besok?”

 

“Gak boleh ditunda-tunda, barang siapa yang suka menunda-nunda, maka mimpinya juga akan tertunda.”

Lihat selengkapnya