Memandang (dari) Jauh

Manda Vee
Chapter #2

TENTANG TIARA

Tiara Angelica, akrab dipanggil Ara. Wanita muda yang menjadi pusat perhatian masyarakat melalui iklan layar kaca. Pertengahan tahun ini usianya akan genap dua puluh tujuh tahun, usia yang cukup matang untuk berumah tangga. Perjalanan hidup baginya cukup berliku dan tak terduga. Tragedi, luka, harapan, cinta, dicintai, memaafkan bahkan ketakutan selalu bergantian menyelimuti kehidupannya.

Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan. Kalimat ini acap kali terngiang dalam pikirannya, namun hingga kini belum mampu ia uraikan. Apa yang ia butuhkan dari “kemampuan”-nya?

Pada kenyataannya, hidup tidak seindah apa yang diinginkan manusia. Keluarga harmonis berisi empat orang mengalami kecelakaan di jalan tol menuju Jakarta. Kebahagiaan keluarga yang baru saja menikmati masa liburan di luar kota berakhir tragis dalam perjalanan pulang. Sepasang suami istri meninggal di tempat kejadian dengan kondisi yang cukup mengenaskan. Seorang anak perempuan yang terluka cukup parah bersama adik laki-lakinya, untunglah mereka dapat diselamatkan. Gadis yang berusia sepuluh tahun itu terlalu dini untuk merasakan hidup tanpa orang tua. Itulah kisah Tiara dan Angga–adik laki-lakinya.

Ruang perawatan ICU menjadi tempat tinggal Tiara selama beberapa bulan setelah kejadian itu. Kondisinya yang tidak menunjukkan perubahan selalu mengundang air mata TanteVanie dan Angga. Bersyukur Angga bernasib lebih baik dari kakaknya.

Jerit tangis haru terdengar sayup-sayup di telinga Tiara. Ia menunjukkan reaksi pada jemarinya, bahkan ia membuka mata dari tidurnya yang panjang. Tante Vanie tak henti bersyukur atas mukjizat ini. Walau tak mampu berkata, Tiara tahu kehadirannya sangat dirindukan di tengah-tengah keluarganya, mereka yang masih hidup.

Air mata Tiara tak pernah habis mengalir setiap kali ia teringat Mama dan Papanya yang telah tiada. Tak jarang, ia menyalahkan dirinya atas kejadian itu. Saat itu, keluarganya baru saja merayakan hari kelahiran Tiara yang genap satu dekade.

Untunglah ada Tante Vanie–adik kandung dari mendiang Mama. Tante Vanie menjaga Tiara dan Angga selayaknya anak sendiri. Kondisi keuangan tercukupi kerena warisan dan investasi yang telah dipersiapkan oleh kedua orang tua mereka. Keuangan bukan masalah bagi kehidupan mereka, begitupula kasih sayang. Tante Vanie yang hidup seorang diri, mencurahkan seluruh cinta dalam menjaga dan membesarkan mereka.Selayaknya kasih seorang ibu kepada anak kandungnya.

Kembalinya Tiara dalam kehidupan nyata dinyatakan normal secara fisik oleh Tim dokter, namun tidak pada psikologisnya. Terapi dalam beberapa waktu mungkin dapat mengatasi traumanya. Sudah seharusnya, mengingat Tiara masih terlalu kecil untuk menerima apa yang terjadi padanya.

Bukan itu yang dimaksud Tiara. Ia merasakan sesuatu yang berbeda. Gadis kecil itu melihat kehadiran makhluk lain bukan manusia, dalam fase kehidupan barunya. Dokter mengatakan kepadanya bahwa ini semua hanya mimpi buruk. Tapi ia sadar, itu bukan mimpi!

Makhluk itu hadir tidak mengenal siang ataupun malam. Datang dan pergi seolah Tiara memiliki daya tarik tersendiri bagi kaum bukan manusia. Ia belum dapat memahami perbedaan antara manusia dan bukan. Tak jarang ia melihat dan berbicara dengan “mereka” seperti biasa, namun yang tampak bagi orang lain hanya ruang kosong. Perlu waktu cukup lama bagi Tiara menyadari bahwa kini dirinya melihat makhluk halus. Sayangnya, tak satu pun percaya. Bahkan dari apa yang ia katakan, hanya menambahkan tanggapan miring tentang dirinya.

Lega rasa hati Tiara saat dikatakan bahwa Tante Vanie dapat memahami kondisinya. Setiap kali iamemberitahu ada “yang lain” menatap atau mendekatinya, adik ibunya itu segera menanggapi dengan halus dan mengajak Tiara berdoa. Walau pada akhirnya, Tiara menyadari Tante Vanie tidak merasakan hal yang sama. Setahun waktu yang cukup lama bagi gadis kecil itu untuk menyandang status “pelanggan istimewa” beberapa klinik psikiater di Jakarta. Trauma pascakecelakaan menjadi kesimpulan dan catatan tebal atas kejadian yang menimpanya. Sampai akhirnya, Tiara memutuskan memendam semua untuk dirinya sendiri.

~~©~~

Lihat selengkapnya